TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Proyek alun-alun Dadaha merupakan pembangunan yang didanai Pemprov Jawa Barat meski tergolong dipaksakan dengan anggaran yang besar. Pemkot Tasikmalaya jangan sampai membuat hasil pembangunannya semakin mubazir.
Ketua Komisi IV DPRD Jawa Barat KH Tetep Abdulatip mengatakan bahwa sejak awal dia kurang setuju dengan revitalisasi atau proyek alun-alun Dadaha. Namun pemprov punya pertimbangan lain sehingga pekerjaan itu tetap direalisasikan. “Karena sebetulnya banyak pembangunan yang lebih dibutuhkan masyarakat,” ungkapnya kepada Radartasik.id.
Sebagaimana diketahui, proyek alun-alun Dadaha tersebut menggunakan alokasi Rp 11 miliar dari Pemprov Jawa Barat. Saat ini pekerjaannya masih proses dan akan segera rampung.
Baca Juga:Tanggal 22 Nanti, Andika Eks Peterpan dan Ariel Noah Janjian Bertemu, Makin Panas Enggak Ya?Manajemen Pendidikan di Kota Tasikmalaya Jadi Kurang Sehat
Soal kawasan itu menjadi sasaran PKL, KH Tetep meminta Pemkot bisa melakukan antisipasi. Jangan sampai pembangunan yang sudah mahal itu malah jadi semerawut. “Tolong nanti Pemkot juga harus menjaganya supaya tetap tertata,” ucapnya.
Tujuan dari proyek alun-alun Dadaha tersebut menurutnya lebih kepada sarana rekreasi ruang terbuka publik. Ketika kondisinya semerawut, menurutnya daya tariknya akan berkurang. “Jadi jangan sampai pembangunannya mubazir,” tuturnya.
Pihaknya memahami bahwa setiap keramaian akan selalu jadi magnet bagi pedagang. Dalam hal ini perlu disiasati dengan penataan di seputaran Dadaha supaya lebih tertib. “Memang susah kalau pedagang dihilangkan, tapi cari win-win solution-nya,” ucapnya.
Sejurus dengan itu, Kepala Disporabudpar Kota Tasikmalaya Deddy Mulyana mengaku masih menunggu penyerahan hasil pekerjaan. Karena sementara ini proyek alun-alun Dadaha itu masih berjalan. “Kita perlu ada sinergi dulu dengan pengembangnya,” tuturnya.
Soal penataan pedagang, pihaknya belum punya rencana untuk mengakomodir mereka di lapangan alun-alun Dadaha. Karena pihaknya perlu mengkaji secara detail memungkinkan atau tidak. “Jadi untuk sementara belum bisa dipastikan,” terangnya.
Akan tetapi, sejak jauh-jauh haru Disporabudpar juga UPTD Pengelola Komplek Dadaha sudah melakukan pemetaan. Di mana pihaknya akan memaksimalkan lahan-lahan kosong untuk penataan PKL. “Seperti shelter yang belum optimal, terus area dekat lapang softball juga,” ucapnya.(*)