CIAMIS, RADARTASIK.ID – PMII Ciamis menilai perkara kosongnya gedung DPRD pada hari Senin (16/10/2023) sebagai hal yang lumrah.
Seperti diketahui gedung DPRD Kabupaten Ciamis memang terlihat kosong melompong saat sejumlah santri dan pengurus Front Persaudaraan Islam mendatangi gedung dewan untuk galang dana.
Ketua PC PMII Kabupaten Ciamis Leza Lijayanto pun menilai hal itu memang wajar, apalagi pada tahun politik seperti sekarang.
Baca Juga:Majelis Reformis Tasikmalaya Cium Dugaan Petugas Sensus Kena Pungli: BPS Kabupaten Tasikmalaya Tegaskan Pembayaran Langsung Ditransfer ke Rekening Masing-MasingSTTC Undang Ahli dari Microsoft Indonesia untuk Berbagi Pengetahuan Tentang IT dan Pemorgraman
Anggota dewan kemungkinan banyak yang beraktivitas di daerah pemilihannya masing-masing untuk bergerilya menjelang Pemilu.
“Karena kan dewan secara kewajiban tidak wajib (ke) kantor kecuali ada persidangan ataupun audiensi. Mereka biasa ke dapilnya masing-masing,” ujarnya, Selasa (17/10/2023)
Menurutnya hal itu berbeda dengan ketika dewan sering mangkir dalam rapat paripurna, rapat komisi, maupun rapat alat kelengkapan dewan lainnya.
Oleh karenanya di sini peran Badan Kehormatan (BK) DPRD Kabupaten Ciamis harus tegas terhadap anggota dewan yang tidak disiplin.
“Kecuali tidak hadir tiga kali dalam rapat alat kelengkapan dewan bisa kena sanksi. Oleh karenanya meminta BK ketika ada dewan yang mangkir dalam rapat-rapat harus di pertegas kembali,” ujarnya.
Radar mencoba mengkonfirmasi ke Sekretaris DPRD Kabupaten Ciamis Drs Wawan Ruhiyat MM soal kosongnya gedung dewan itu. Namun ia sedang tidak di tempat.
Diberitakan sebelumnya gedung dewan kosong melompong saat sejumlah santri dan pengurus Front Persaudaraan Islam (FPI) mendatangi gedung DPRD dalam rangka aksi galang dana untuk Palestina.
Baca Juga:Kolaborasi Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya, Poltekkes Kemenkes Surakarta, dan UGM Wujudkan Desa Zero New Stunting di Kabupaten TasikmalayaKarang Taruna Ciledug Meriahkan Peringatan Hari Kemerdekaan dengan Kegiatan Positif
Sebelumnya mereka juga telah menggalang dana kepada masyarakat, para pemilik kios atau toko di pasar, kantor pemerintah dan lainnya. Namun saat memasuki gedung DPRD, mereka tidak mendapatkan sumbangan dana sepeserpun.
“Saat datang ke gedung DPRD, tidak ada satupun (anggota dewan) di ruangan. Sehingga karena tidak ada dewan tidak dapat serupiahpun untuk membantu ke Palestina,” ungkap Koordinator Lapangan Ustaz Wawan Abdul Malik Marwan.