Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berusaha menyalahkan Hamas atas serangan balasan Israel dan meningkatnya jumlah korban sipil di Gaza.
”Bukan hanya menargetkan dan membunuh warga sipil dengan kekejaman yang belum pernah terjadi sebelumnya, tetapi juga bersembunyi di balik warga sipil,” kata Benjamin Netanyahu.
Saat Israel melarang masuk sebagian besar air, bahan bakar, dan makanan ke Gaza sejak serangan brutal Hamas, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mencapai kesepakatan dengan Netanyahu untuk membahas pembentukan mekanisme pengiriman bantuan kepada 2,3 juta penduduk wilayah tersebut.
Baca Juga:Perselingkuhan ASN Kota Banjar Bikin Heboh, Ini Pesan Buya Yahya bagi Sang Suami yang DikhianatiPrediksi Malta vs Ukraina di Kualifikasi Euro 2024, Statistik, Skor, Susunan Pemain, dan Head to Head
Pejabat AS mengatakan bahwa keuntungannya mungkin tampak sederhana, tetapi mereka menekankan bahwa ini adalah langkah maju yang signifikan.
Namun, hingga Selasa malam, belum ada kesepakatan yang ada.
Seorang pejabat tinggi Israel mengatakan negaranya menuntut jaminan bahwa militan Hamas tidak akan merebut pengiriman bantuan.
Tzahi Hanegbi, kepala Dewan Keamanan Nasional Israel, mengatakan masuknya bantuan juga tergantung pada pembebasan sandera yang dipegang oleh Hamas.
PBB mengungkap lebih dari 1 juta warga Palestina telah mengungsi dari rumah mereka—sekitar setengah dari populasi Gaza—dan 60% sekarang berada di wilayah selatan zona evakuasi sepanjang sekitar 14 kilometer (8 mil).
Di perbatasan Rafah, satu-satunya koneksi Gaza ke Mesir, truk bantuan telah menunggu lebih dari satu hari.
Program Pangan Dunia mengatakan mereka memiliki lebih dari 300 ton makanan siap untuk masuk ke Gaza. (*)
Sumber: AP
Baca artikel Radartasik.id lainnya di Google News.