Jadi yang abstrak selalu diawali dengan sesuatu yang konkrit, sehingga anak-anak dapat jauh lebih mudah mengerti dan mengaplikasikan konsep yang diajarkan.
“Salah satu ciri khas lain dari metode Gasing adalah anak-anak dapat melakukan perhitungan di luar kepala (mencongak) dengan cepat,” ujarnya menambahkan.
Guru SDN Galunggung Iis Haryati SPd mengungkapkan, para guru dituntut untuk bisa mengajar siswa dengan metode Gasing Matematika, dengan mudah dan menyenangkan.
Baca Juga:Pramuka Bentuk Siswa SMK Manaarotul Ummah Tasikmalaya yang Berkarakter PemimpinB One Corporation Luncurkan Sekolah Ruijie Indonesia
“Kami sebagai guru memberikan cara agar siswa dapat mudah memahami penjumlahan, pengurangan dan perkalian dengan cepat dan mudah. Siswa diajak belajar sambil bermain dan dengan alat peraga,” tambah dia.
Contohnya dalam mata pelajaran Matematika, anak-anak dapat melakukan perkalian 121 x 212 secara mencongak. Anak-anak juga menyelesaikan soal cerita dengan pendekatan logika dan eksplorasi, tanpa perlu menghafal rumus yang terkadang mengaburkan apa yang menjadi esensi suatu permasalahan.
Selain itu, tambah dia, pembelajaran metode Gasing disampaikan dengan cara yang menyenangkan, selain bermain dengan alat peraga, anak-anak menyanyikan lagu untuk menghafal perkalian misalnya, atau bermain sebuah “games” berhitung yang seru.
“Dengan begitu anak-anak terdorong untuk belajar terus menerus tanpa paksaan, ini yang dimaksud dengan asyik dan menyenangkan dalam Gasing,” ujarnya. (Diki Setiawan)