TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Lapangan alun-alun Dadaha yang mulai banyak didatangi pengunjung perlu diantisipasi oleh pemerintah. Supaya kawasan tersebut tidak menjadi berantakan oleh pedagang yang tidak tertata.
Setiap tempat keramaian memang tidak bisa lepas dari para pedagang baik asongan maupun PKL. Termasuk lapangan alun-alun Dadaha yang sejak awal memang selalu menjadi incaran pedagang untuk melapak.
Terlebih lagi setelah adanya revitalisasi lapangan alun-alun Dadaha yang menjadi hal baru bagi masyarakat. Di mana meskipun pembangunannya belum rampung secara utuh, warga sudah banyak berdatangan ke lokasi, termasuk pedagang.
Baca Juga:Pelantikan Calon Kepsek Berlangsung Lama, Pj Wali Kota Tasikmalaya Beri Pesan IniKadisdik Kota Tasikmalaya Optimis Calon Kepsek Segera Dilantik, Meskipun Berkas Masih Antre di Kemendagri
Sekretaris Karang Taruna Kota Tasikmalaya Arief Abdul Rohman menilai hal ini perlu disikapi oleh pemerintah, baik Satpol PP maupun Dinas Kepemudaan Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Disporabudpar). Supaya kawasan tersebut tidak malah menjadi berantakan ke depannya. “Jangan menunggu semerawut baru disikapi,” ungkapnya kepada Radartasik.id, Selasa (17/10/2023).
Menurutnya, akan sulit bagi pemerintah untuk membuat kawasan Dadaha termasuk lapangan alun-alun untuk dibuat steril dari pedagang. Sehingga yang dibutuhkan adalah upaya agar keberadaan mereka bisa tetap tertata. “Kalau dibuat steril tampaknya akan sulit, akhirnya main kucing-kucingan,” terangnya.
Apalagi saat ini di Dadaha banyak event di mana pedagang pun banyak yang mencari peruntungan di lokasi tersebut. Sehingga potensi penambahan pedagang sangat memungkinkan terjadi. “Sebisa mungkin jangan sampai ada pedagang-pedagang baru,” katanya.
Di sisi lain keberadaan pedagang juga memudahkan pengunjung untuk membeli sesuatu. Karena rata-rata kedatangan warga ke Dadaha di samping untuk olahraga, juga untuk bermain sambil jajan. “Jadi tidak bisa dipungkiri, pedagang juga bikin Dadaha lebih ramai,” ungkapnya.
Untuk itu pemerintah perlu menyiapkan konsep penataan agar kawasan tersebut tidak berantakan karena pedagang. Salah satunya dengan menentukan titik-titik untuk memfasilitasi para pedagang. “Misal di pinggirannya untuk berjualan,” tuturnya.
Idealnya, konsep ini harus disiapkan berbarengan dengan revitalisasi alun-alun Dadaha. Karena pemerintah seyogianya sudah memahami sejak awal bahwa lokasi tersebut akan memancing datangnya pedagang. “Kalau memang rancangan pembangunannya sudah mengakomodir space untuk pedagang itu lebih bagus,” ujarnya.(*)