CIAMIS, RADARTASIK.ID – Kode alam dianggap lebih akurat sebagai penanda musim hujan akan segera tiba.
Hal ini seperti yang dijelaskan oleh Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Ciamis Slamet Budi Wibowo.
Dalam wawancara dengan radartasik.id, tentang kemarau panjang, Budi berujar bahwa saat ini sudah muncul kode alam yang menunjukkan akan segera turun hujan.
Baca Juga:Lahan Pertanian di Kabupaten Ciamis Dibiarkan Gagal Panen Karena Sulit Mendapat Pasokan AirWakil Bupati Ciamis Yana D Putra Imbau GP Ansor Bantu Jaga Kondusivitas Jelang Pemilu 2024
Kode alam yang ia maksud itu adalah tanda-tanda yang biasa digunakan orang tua zaman dulu sebagai penanda musim hujan segera tiba.
Menurutnya kode alam akan turunnya hujan di Kabupaten Ciamis sudah mulai bermunculan.
Pertama, sudah keluarnya tunas pohon kapuk.
Kedua, munculnya binatang bintik tanah yang selama ini diyakini sebagai penanda musim hujan.
“Tanda-tanda alam sebetulnya lebih akurat, dan kini pun sudah mulai muncul sehingga bakalan mau hujan,” katanya dalam wawancara pada hari Jumat, (13/10/2023).
Selain tanda-tanda itu, keyakinan Budi tentang akan turunnya hujan juga lantaran beberapa hari ke belakang hujan sudah sempat turun, meski sebentar dan tidak lebat.
Sehingga kemungkinan musim hujan tiba memang sudah tidak diragukan lagi menurutnya.
Ia berharap hal ini dimanfaatkan para petani dengan segera menyiapkan berbagai hal yang diperlukan untuk menggarap lahan pertanian.
Baca Juga:2 Fakta Unik Musik: Lirik Lagu Menghapus Jejakmu Ternyata Ditulis Buat Seru-Seruan, Eros Sheila On 7 Percaya Lagu Bertemu Penyanyinya karena TakdirTitik Panas Selama 2023 Melonjak Tajam, KLHK Catat Lebih dari 7000 Hektar Lahan Terbakar
Sebab, saat ini di wilayah Kabupaten Ciamis sudah ada 108 hektar lahan yang gagal panen alias Puso akibat kemarau panjang.
“Fenomena El Nino ini mengakibatkan kekeringan dan beberapa wilayah gagal panen,” katanya.
Selain itu para petani juga ternyata lebih memilih lahan pertanian mereka mengering menunggu musim hujan dibanding harus menyedot air.
Kondisi ini membuat kekeringan semakin parah sebab berimplikasi terhadap menipisnya stok pangan.
Sementara stok yang ada juga tidak dilepas oleh petani dan disimpan untuk persediaan mereka di rumah selama kemarau.(Fatkhur Rizqi)