RADARTASIK.ID – Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina di Timur Tengah (UNRWA) menyebutkan bahwa air kini telah menjadi masalah hidup dan mati bagi penduduk di Jalur Gaza setelah Israel memotong pasokan air mereka.
UNRWA mengatakan pada hari Sabtu bahwa lebih dari dua juta orang sekarang berisiko karena pasokan air semakin menipis.
“Ini telah menjadi masalah hidup dan mati. Ini adalah suatu keharusan: bahan bakar harus segera diantarkan ke Gaza agar air tersedia untuk dua juta orang,” ujar Komisioner Jenderal UNRWA, Philippe Lazzarini, dikutip Al Jazeera.
Baca Juga:Prediksi Georgia vs Siprus di Kualifikasi Euro 2024, Statistik, Skor, Susunan Pemain, dan Head to HeadPrediksi Andorra vs Kosovo di Kualifikasi Euro 2024, Statistik, Skor, Susunan Pemain, dan Head to Head
Air bersih semakin langka di Jalur Gaza karena pabrik air dan jaringan air publiknya berhenti beroperasi.
Penduduk Palestina sekarang terpaksa menggunakan air kotor dari sumur, meningkatkan risiko penyakit yang ditularkan melalui air.
Israel juga memberlakukan pemadaman listrik di Gaza sejak hari Rabu, yang berdampak pada pasokan air.
Sementara itu, ribuan orang telah pindah dari Gaza utara setelah Israel memerintahkan mereka melakukannya di tengah serangan udara, sesuatu yang PBB sebut “mustahil”.
Hampir satu juta orang telah mengungsi sejak seminggu lalu.
“Kami perlu mengirimkan bahan bakar ke Gaza sekarang. Bahan bakar adalah satu-satunya cara bagi orang untuk mendapatkan air minum yang aman,” ungkap Philippe Lazzarini.
“Jika tidak, orang akan mulai mati karena dehidrasi parah, termasuk anak-anak kecil, lansia, dan wanita,” lanjutnya.
“Air sekarang adalah satu-satunya tali hidup yang tersisa. Saya mengajukan permohonan agar blokade bantuan kemanusiaan segera diangkat,” tambah Philippe Lazzarini.
Baca Juga:Bapaknya Meninggal, Siswa MTs NU Tasikmalaya Ingin Jadi Anak Angkat Ganjar PranowoDi Ponpes Sukamanah, KH Acep Tohir Fuad Minta Ganjar Pranowo Pegang Pedang Bambu Zainal Musthafa
Jumat lalu, kelompok bersenjata Palestina, Hamas, melancarkan serangan mendadak serentak terhadap Israel, yang menewaskan setidaknya 1.300 orang.
Israel kemudian mulai menggempur enklave Gaza, melepaskan ribuan bom yang menewaskan setidaknya 2.215 warga Palestina.
UNRWA juga mengatakan bahwa tempat perlindungan mereka di Gaza tidak lagi aman, sesuatu yang mereka sebut sebagai “belum pernah terjadi sebelumnya”.