GARUT, RADARTASIK.ID – Korban keracunan makanan di perbatasan Kabupaten Garut dan Kabupaten Tasikmalaya terus bertambah.
Banyak laporan masyarakat yang mengeluh sakit ke puskesmas dengan keluhan serupa, mual.
Hingga kini tercatat ada 45 orang yang diduga korban keracunan makanan di wilayah perbatasan itu.
Baca Juga:Motivasi Pemain Persigar U-17 Meningkat dengan Tempat Latihan Represtatif, Makin Semangat Hadapi Piala SoeratinFokus Perbanyak Benih Kentang di Cikajang, Penuhi Kebutuhan Petani
Tiga di antaranya bahkan meninggal dunia. Bertambah satu orang dari hari sebelumnya sebanyak dua orang.
“Terdapat penambahan kasus menjadi 45 orang,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kabupaten Garut Asep Surachman, Kamis 12 Oktober 2023.
Ia menjelaskan, total korban keracunan makanan yang berasal dari Kecamatan Cilawu Kabupaten Garut sebanyak 34 orang dengan rincian 10 orang dirawat dan 26 rawat jalan dengan 2 orang di antaranya meninggal dunia.
Korban Keracunan Makanan Didominasi Rentang Usia 26-35 Tahun
Sementara untuk di Kecamatan Cigalontang Kabupaten Tasikmalaya tercatat sebanyak 9 orang dengan dirawat 2 orang, 7 orang rawat jalan dan satu orang meninggal dunia.
Ia menyebutkan korban paling banyak berasal dari Kabupaten Garut dengan rentang usia 26 sampai 35 tahun.
“Pasien yang paling banyak dialami kelompok usia 26-35 tahun, ada dua populasi rentan lansia sebanyak 2 orang dan 3 orang balita,” katanya.
Untuk penyebab puluhan warga keracunan ini masih terus diselidiki oleh pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Garut beserta Polres Garut.
Baca Juga:Warga Diduga Keracunan Sate Jebred di Kabupaten Garut dan Tasikmalaya Bertambah Jadi 41 OrangPasang Plang Kepemilikan Lahan, Pemprov Jabar: Selesaikan Dulu Urusan Tanah Sebelum Bangun Pabrik di Cikajang
“Untuk memastikannya perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium, saat ini tinggal menunggu hasilnya seminggu ke depan,” lanjutnya.
Sebelumnya, Kapolres Garut AKBP Rohman Yonky Dilatha menyebut sudah mengamankan 3 orang untuk dilakukan penyelidikan lebih lanjut. Namun saat ini statusnya masih menjadi saksi.
“Sampai saat ini ada tiga sudah dimintai keterangan, penjual (sate jebred), pedagang, dan semua yang membuatnya,” katanya.
Bupati Garut H Rudy Gunawan mengatakan seluruh biaya pengobatan pasien digratiskan. Dinas Kesehatan Kabupaten Garut yang akan menanggungnya. (*)