GARUT, RADARTASIK.ID – Polres Garut mengamankan penjual sate jebred atau sate gibrig. Makanan tersebut yang diduga penyebab kasus keracunan makanan di perbatasan Kabupaten Garut-Tasikmalaya.
Kapolres Garut AKBP Rohman Yonky Dilatha mengatakan, sudah mengamankan tiga penjual sate jebred. Mereka akan dimintai keterangan lebih lanjut.
“Sampai saat ini ada tiga orang (yang diamankan Polres Garut) dan tentunya pasti akan bertambah,” kata AKBP Yonky Dilatha, Rabu 11 Oktober 2023.
Baca Juga:Harga Beras dan Cabai di Pasar Pangandaran Naik, Musim Kemarau BerpengaruhPerbaikan SDN 3 Kertajaya Pangandaran yang Ambruk Bakal Jadi Prioritas, Masih Ada Kelas yang Disatukan
Saat mengetahui informasi tersebut, Polres Garut langsung turun ke lapangan dan melakukan pemeriksaan terhadap saksi, yakni keluarga korban, korban yang dirawat kemudian membawa sampel makanan.
“Kami sudah mengirimkan sampel makanan ke laboratorium untuk dilaksanakan penelitian,” katanya.
Selain itu, pihaknya juga meminta keterangan dari para penjual sate jebred di daerah Kecamatan Cilawu kemudian menelusuri pemasok sate jebred tersebut.
Korban Dugaan Keracunan Sate Jebred Bertambah
Sementara itu, warga yang diduga keracunan makanan sate jebred di perbatasan Kabupaten Garut dan Kabupaten Tasikmalaya bertambah.
Sampai saat ini tercatat ada 41 orang mengalami keracunan dengan gejala diare dan demam.
“Total korban asal Cilawu sebanyak 32 orang dengan rincian 7 dirawat, 25 rawat jalan, dan 1 meninggal,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan pengendalian Penyakit Dinkes Kabupaten Garut Asep Surachman.
“Sementara di Cigalontang sebanyak 9 orang dengan rincian 4 dirawat, 5 rawat jalan dan satu orang meninggal,” ucapnya, Rabu 11 Oktober 2023.
Baca Juga:Warga Batulawang Kota Banjar Laporkan Dugaan Pembalakan Liar, Perangkat Desa Ikut TerseretKebakaran TPA Purbahayu Pangandaran Sempat Membuat Pembuangan Sampah Terhambat
Ia menyebut, dari jumlah tersebut korban mengalami beberapa gejala, seperti diare dan demam. “Dari jumlah tersebut 97,6 persen mengalami gejala diare dan 82,9 persen mengalami demam,” katanya. (*)