TASIKMALAYA, RADARTASIK,ID – Puluhan pemain seni peran dari Demode ikut terlibat dalam film Simpul Cinta Yang Terlupakan. Film yang dibintangi Dede Satria itu diproduksi di Tasikmalaya dan pemerannya pun 80% dari mayoritas merupakan artis daerah.
Film tersebut resmi di-launcing oleh Triduta Films di XXI Plaza Asia, Minggu (8/10/2023). Sekaligus nonton bareng (nobar) bersama para pemain yang berperan dalam film tersebut.
Film yang tersebut memiliki genre romansa yang terinspirasi dari hasil karywa tulisan Ni Made Andani, penulis asal Bali. Di mana buku tersebut menggambarkan realitas romansa yang terjadi di masyarakat.
Baca Juga:Di Satmori Tasikmalaya, Pj Walikota Dapat Pijatan Ustadz Alfie AfandyAndika Mengaku Dikeluarkan dari Peterpan, Uki Klarifikasi, Ariel Noah Komentar Santai Sambil Promosi
Soal pemeran, Triduta Films bekerja sama dengan Demode Artist Management di Tasikmalaya. Sehingga 80% pemeran dalam film tersebut merupakan artis lokal.
Harry Ridho selaku sutradara menjelaskan bahwa pihaknya ingin memproduksi film-film yang menampilkan wajah-wajah baru. Karena menurutnya, banyak potensi seni peran di daerah yang perlu didorong untuk main di layar lebar. “Supaya bukan artis-artis di Jakarta saja yang kita kenal, padahal di daerah juga punya potensi,” ungkapnya.
Pihaknya pun mengaku Kota Tasikmalaya cukup representatif untuk produksi film. Di mana dia melakukan shooting di berbagai titik seperti Taman Kota, pedestrian Jalan HZ Mustofa, Alun-Alun sampai dengan Jalan Lingkar Utara. “Proses Shooting berjalan 3 hari, alhamdulillah bisa lancar,” katanya.
Salah seorang pemeran film ini adalah Adnovia, pemain film asal Tasik dari Demode Artist Management. Perempuan kelahiran 1996 ini mengaku bangga bisa menjadi salah satu pemeran utama dalam film tersebut. “Saya sangat bangga, walaupun di sini saya menjadi seorang istri yang teraniaya,” selorohnya.
Dede Satria selaku pemeran dari film tersebut mengatakan dari film ini ada pesan yang dia ambil. Di mana ketika sudah memiliki pasangan yang baik, tidak perlu mudah tergoda untuk membuat hubungan lainnya yang bersifat negatif. “Kalau kita sudah dapat yang baik, mengapa harus mengejar yang salah,” ucapnya.