RADARTASIK.ID – Gurun Lut adalah sebuah gurun pasir dengan suhu panas ekstrem dan menjadi tempat terpanas di bumi.
Pengukuran yang dilakukan NASA menggunakan satelit mencatat suhu di sini mencapai 70,7 derajat celcius.
Tak ada kehidupan di sini karena semua wilayahnya merupakan gurun pasir yang gersang dan panas. Bahkan bebatuan di sana berubah menjadi hitam karena terbakar udara panas.
Baca Juga:PJ Wali Kota Tasikmalaya Mudik ke Jakarta Pakai CitilinkMakanan Pedas Bisa Bikin Pingsan? Begini Penjelasannya
Berdasarkan data Google, Gurun Lut merupakan kawasan subtropis kontinental di Khorasan, Iran. Wilayah ini berbatasan dengan Provinsi Kerman, dan Sistan-Baluchestan.
Suhu panas di Gurun Lut disebabkan udara panas yang terperangkap oleh gunung di sekelilingnya. Siapa pun yang berkunjung ke sini pada musim panas dengan tanpa perbekalan air yang banyak dan alat pelindung lengkap, maka tak akan pernah bisa kembali.
Pengunjung menghadapi risiko kematian hanya setelah beberapa jam berjalan di wilayah yang jadi tempat terpanas di bumi ini pada musim panas.
Salah satu traveller Ruhi Cenèt mendatangi wilayah ini beberapa bulan lalu. Dalam Vlog yang dibagikannya pada kanal Youtube ia memulai perjalanan ke wilayah tandus dan gersang ini dengan diantar oleh pemandu khusus di wilayah ini.
Sebelum turun dari mobil pengantar, Ruhi diperingatkan oleh driver pemandu bahwa suhu di luar akan sangat panas menjelang pukul 12.00 siang yang bisa saja membawanya pada kematian.
Ia dan kru kemudian mulai berjalan kaki menyusuri gurun dengan membawa sejumlah alat pengukur suhu. Mulai dari pendeteksi suhu analog, maupun digital.
Ia hanya diperbolehkan berjalan kaki paling jauh 200 meter dari parkir mobil lantaran suhu di tengah gurun lebih panas dari wilayah sisinya.
Baca Juga:Masih Ingat Korban Penipuan Motor Sales Diler? Begini Perkembangan Kasusnya Sekarang!Kabut Asap Jadi Masalah di ASEAN, Aktivis Lingkungan Hidup Tekankan Pentingnya Undang-Undang yang Mengatur
Kemudian Ruhi dan kru kemudian melakukan pengukuran suhu menggunakan alat-alat yang dibawa. Namun karena suhu di sekitar lokasi terlalu panas, semua peralatan sempat tidak berfungsi.
Ruhi bahkan menggunakan tripod dan payung untuk melindungi pengukur suhu agar tidak terbakar. Tapi tetap tidak menyala.