Nandang yang juga anggota Beyond Anti Corruption (BAC) ini menganalisa, ketidakmendesakan Jalaludin dipindahkan ke Disdik, lantaran dalam hitungan jari, pejabat bersangkutan memasuki masa pensiun yakni sekitar bulan Desember.
Sehingga, pada kurun waktu terhitung awal Oktober ini, ia pesimis Jalaludin bisa melakukan akselerasi pembenahan atau peningkatan layanan di Dinas Pendidikan.
“Kalau dihubungkan dengan sambutan Pj wali kota saat pelantikan, dimana saya garis bawahi, penempatan sekarang itu, bahwa 3 bulan ada evaluasi. Ini tak harus dievaluasi 2 bulan Pak Jalal selesai (pensiun, Red). Jadi tidak jelas, arahan Cheka itu untuk siapa, yang pasti bukan Jalaludin nampaknya,” seloroh Nandang.
Baca Juga:Usai Digeser, Para Pejabat Eselon II Kota Tasikmalaya Dapat Pesan Begini dari Pj Wali KotaPeringati HUT ke-78, TNI Tegaskan Hal Ini untuk Mengawal Pesta Demokrasi 2024
Selain itu, Dinas Pendidikan merupakan instansi dengan kewajiban konkuren, baik bagi pemerintah pusat, provinsi maupun daerah.
Otomatis, dinas itu mendominasi anggaran dari belanja daerah, dimana tahun ini saja tercatat sekitar Rp 513 miliaran dikelola Dinas Pendidikan, dari total belanja daerah Rp 1,6 triliun.
“Artinya dinas ini dominan dalam mengelola keuangan daerah. Jangan sampai penempatan Pak Jalal ini, ada hubungannya dengan faktor keluarga, dimana anaknya sekarang bertugas sebagai ajudan Pj wali kota. Ini kan beda, kadis bakal dapat fasilitas dan tunjangan tertentu, ini saya lihat, menunjukan ketidak profesionalan. Harusnya Pj wali kota hati-hati, kembangkan lagi telinga dan matanya. Anda orang baru belum begitu kenal landscape politik lokal dan politik ASN-nya. harus ingat anda bukan pejabat politik,” katanya mengingatkan.
Disdik, kata Nandang, idealnya dinakhodai figur yang kapabel dan berkompeten. Memiliki waktu cukup dalam menjalankan amanat konstitusi yakni mencerdaskan anak bangsa. Namun kini dijabat orang yang mau masuk pensiun.
“Secara psikologis, orang menjelang purnatugas itu sudah kendor semangatnya. Harusnya istirahat di posisi yang landai. Kok ini diberi tanggungjawab luar biasa dalam waktu dua bulan, dia kan bukan superman. Tapi tim leader di Dinas Pendidikan jadi problem, dia waktunya tak banyak,” telaah peneliti senior Fitra itu.