TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Satu bulan menjelang berakhirnya masa jabatan sebagai Penjabat (Pj) Wali Kota Tasikmalaya pada 14 November 2023, Cheka Virgowansyah melakukan kebijakan strategis dengan merotasi enam pejabat eselon II.
Pejabat eselon II yang digeser oleh Cheka tersebut yakni Jalaludin yang dilokir menggantikan Hj Ely Suminar di Dinas Pendidikan, dan Eli bertukar posisi menggantikan Jalal ke Staf Ahli wali kota.
Kemudian, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang kini dijabat Hendra Budiman yang meninggalkan kekosongan pada Dinas Sosial.
Baca Juga:Usai Digeser, Para Pejabat Eselon II Kota Tasikmalaya Dapat Pesan Begini dari Pj Wali KotaPeringati HUT ke-78, TNI Tegaskan Hal Ini untuk Mengawal Pesta Demokrasi 2024
Sementara H Dudi Muyadi menggeser Hanafi ke Dinas Penanaman Modal, Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP).
Hanafi sendiri ditempatkan mengisi Dinas Kominfo yang ditinggalkan H Asep Maman Permana ke Dinas Perhubungan.
Pergeseran para kepala dinas ini pun mendapatkan respons beragam dari sejumlah pihak. Apalagi hal ini dilakukan menjelang berakhirnya masa jabatan Pj Wali Kota Tasikmalaya.
Salah satu yang paling disorot adalah penempatan Jalaludin menggantikan Ely Suminar di Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya.
Jalaludin akan memasuki masa pensiun pada 1 Desember 2023 sehingga ia hanya akan menjabat sebagai Kadisdik kurang lebih selama dua bulan saja.
Pemerhati Kebijakan Anggaran Pemerintah, Nandang Suherman mengatakan sambutan Pj wali kota saat pelantikan, bahwa rotasi adalah proses biasa dalam birokrasi.
Namun hasil pergeseran pegawai tersebut, tidak mencerminkan urgensi dan subtansi dari rotasi mutasi.
Baca Juga:Tim Ahli Smart City Kominfo Paparkan Strategi Penerapan Konsep Kota Cerdas Bagi Kabupaten Ciamis, Begini Katanya!Mau Nonton Konser Musik di Tasik Besok Malam? Jangan Lupakan 5 Hal Penting Ini
“Memang rotasi ini menjadi pertanyaan, sebab beberapa jabatan yang kosong termasuk juga ada yang muncul ke publik dualisme pejabat di Bappelitbangda. Tidak terjawab dalam rotasi ini,” kata Nandang kepada Radar, Kamis (5/10/2023).
Ia awalnya menduga, rotasi kali ini bisa memastikan sejumlah persoalan krusial di Pemkot khususnya urusan kepegawaian.
Malah, pemandangan yang terjadi tidak relevan dengan retorika Cheka saat melantik para bawahannya.
“Justru saya lihat, Dinas Pendidikan, itu hanya lokir. Setelah saya kumpulkan informasi tidak terlalu mendesak kalau dihubungkan hasil lokirnya, dimana tadinya Jalaludin Staf Ahli sekarang jadi Kadisdik. Eli ditarik jadi Staf Ahli. Perubahan ini, tidak ada urgensinya, kemendesakannya apa?” tanyanya heran.