Ia memohon agar pemerintah menyediakan pusat kreativitas anak, mengoptimalkan penyebaran layanan pembuatan Kartu Identitas Anak (KIA) dan akta kelahiran, serta memastikan hak partisipasi anak dalam segala aspek kehidupan.
Selain itu, Natasya juga menyoroti pentingnya peduli terhadap kegiatan di dalam dan luar sekolah untuk mencegah kasus bullying, kekerasan seksual, dan perilaku menyimpang lainnya.
“Selanjutnya, meminimalisir terjadinya penyebaran konten tidak ramah bagi anak, yang dapat merusak atau mengganggu proses berkembang anak dengan menerapkan internet ramah anak. Tersedianya fasilitas sarana maupun prasarana bagi anak menyandang disabilitas,”katanya.
Baca Juga:Fenomena Dualisme Pimpinan di Bappelitbangda Kota Tasikmalaya Diharapkan Tidak Berlarut, Masyarakat Bisa RugiRefleksi Peringatan HUT TNI ke-78: Ingat Kembali Jati Diri Prajurit TNI
Natasya juga mengusulkan pembentukan sekretariat Forum Anak Daerah Kabupaten Ciamis, kerja sama dalam pembentukan kantin ramah bagi anak, pemahaman tentang kawasan tanpa rokok, dan zona selamat sekolah.
Ia juga meminta perhatian khusus terhadap anak yang terlibat dalam penyimpangan, dengan menyediakan rumah aman anak dan pendidikan gratis bagi anak yang putus sekolah.
Pemerintah Kabupaten Ciamis diharapkan akan mengambil langkah-langkah konkret untuk mengatasi masalah kekerasan terhadap anak dan perempuan serta memastikan perlindungan yang lebih baik bagi mereka. (riz)
Baca berita dan artikel lainnya di Google News