TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Pengurus Cabang Persatuan Senam Indonesia (Persani) Kabupaten Tasikmalaya mengusulkan rehab pembangunan gedung latihan baru yang berlokasi di Kecamatan Manonjaya.
Gedung latihan senam tersebut selain sudah 11 tahun berdiri, juga ingin meningkatkan bagian atap gedung yang dinilai terlalu rendah.
Ketua Pengcab Persatuan Senam Indonesia Kabupaten Tasikmalaya Drs Dindin Saepudin mengatakan, memang terlalu pendek tidak bisa mengembangkan disiplin senam yang lain. Sebab, di senam ada artistik, ritmik, aerobik, trampolin dan lainnya.
Baca Juga:Batik Cineam Kabupaten Tasikmalaya Tembus Pasar Internasional, Berikut Motif dan HarganyaPrediksi Celtic vs Lazio di Liga Champions: Tim Italia Tancap Gas
“Memang sejak dibangun sampai saat ini sudah 12 tahun tidak ada pemeliharaan dan bantuan dari pemerintah. Ini hanya swadaya pengurus dan rekan-rekan lainnya untuk pemeliharaan gedung dan sarana prasarana latihan. Dan memanfaatkan bantuan-bantuan yang belum maksimal,” ujarnya kepada Radar, Senin (2/10/2023).
Menurut dia, untuk Kabupaten Tasikmalaya dibanding daerah lain sudah memiliki tempat mandiri. Yang lain masih nempel untuk latihan di gedung-gedung pemerintahan.
“Memang harus direnovasi gedung latihan ini. Sebab, kondisinya ini kurang representatif. Tingginya dinilai kurang, bangunannya harus seperti yang lebih tinggi bagian atasnya dan dilengkungkan,” ucap ketua Persatuan Senam Indonesia.
Selama ini, untuk prestasi, sejak 2003 itu mendapat medali, bahkan sampai porda kemarin. Saat ini sudah terkumpul beberapa medali. Gedung ini saksi sejarah atlet senam Kabupaten Tasikmalaya berprestasi.
“Sekitar 20 tahun lamanya mempertahankan tradisi medali dari cabor senam ini. Hasilnya enam kali pekan olahraga daerah berhasil sumbang medali. Layak pemerintah memberikan bantuan untuk renovasi gedung latihan senam ini dan sebetulnya ini juga bukan untuk kepentingan pribadi. Melainkan membantu pemerintah dalam membangun karakter disiplin dan kemandirian, kebersamaan,” ucap ketua Persatuan Senam Indonesia.
“Mudah-mudahan di tahun 2024 sudah terlaksana, karena ini sudah banyak yang bocor. Jadi sementara di atapnya bocor, alat yang dibawah rusak. Makanya matras juga dipelihara, sedangkan tidak ada anggaran pemeliharaan,” ungkapnya.
Kemudian, kata dia, untuk perlengkapannya satu matras harganya Rp 300.000-500.000 kalau bungkusnya yang bagus. Itu untuk ukuran 1 lembar, makanya kalau 10 lembar bisa Rp 3.000.000-5.000.000.