RADARTASIK.ID – Kekeringan yang melanda sejumlah wilayah di seluruh dunia tidak hanya menjadi masalah bagi Indonesia, tetapi juga wilayah lain, termasuk Sungai Amazon di Brasil.
Salah satu dampaknya yang paling mencolok, Sungai Amazon, yang dikenal sebagai saluran air terbesar di dunia, tengah menghadapi ancaman serius terkait ekosistemnya.
Dilaporkan sejumlah media bahwa banyak ikan lumba-lumba yang menghuni Sungai Amazon telah mati akibat suhu air yang terlalu panas. Paparan sinar matahari telah menyebabkan debit air surut dan suhu permukaannya meningkat.
Baca Juga:McLaren Menghadirkan Seni dan Inovasi dalam Mobil Hybrid Artura10 Film dan Acara TV Terbaik yang Harus Ditonton di Bulan Oktober 2023
Suhu air yang mencapai 39 derajat Celsius telah menjadi penyebab kekhawatiran utama pemerintah setempat.
Para ilmuwan iklim juga semakin khawatir tentang dampak aktivitas manusia terhadap kekeringan ekstrem di wilayah Amazon di Brasil.
Menurut beberapa media setempat, kematian lumba-lumba dan ratu sungai di Sungai Amazon kemungkinan besar terkait dengan periode kekeringan dan suhu tinggi di Danau Tefé, yang bahkan melebihi 39 derajat Celsius di beberapa titik.
Upaya penyelamatan lumba-lumba yang masih hidup sedang dilakukan oleh para peneliti dan aktivis.
Mereka berusaha memindahkan hewan-hewan ini dari laguna dan kolam di tepi sungai ke bagian utama sungai yang airnya lebih dingin.
Namun, operasi tersebut tidak mudah karena lokasinya yang terpencil dan adanya kekhawatiran tentang kemungkinan adanya racun atau virus dalam air.
Tidak hanya itu, kekeringan di Amazon juga berdampak pada perekonomian.
Ketinggian air di bawah rata-rata telah dilaporkan di 59 kota di Negara Bagian Amazonas, menghambat aktivitas transportasi dan penangkapan ikan di sungai.
Baca Juga:Reaktivasi Bandara Wiriadinata Awali Rangkaian Peringatan HUT Kota Tasikmalaya ke-22Kebakaran Lahan Bisa Karena Faktor Kesengajaan
Pihak berwenang memperkirakan bahwa kekeringan yang lebih parah kemungkinan akan terjadi dalam beberapa minggu ke depan, yang bisa mengakibatkan kematian lebih banyak lumba-lumba.
Situasi ini memicu keprihatinan yang mendalam tentang masa depan ekosistem Amazon dan perekonomian Brasil.***