Dia melihat usulan ini terkesan memandang bahwa konser musik diidentikan dengan kemaksiatan. Padahal secara umum event tersebut merupakan sarana hiburan bagi masyarakat. “Yang datang juga tentu untuk nonton,” ucapnya.
Jika persoalan tindakan asusila, pihaknya mengingatkan bahwa perilaku tersebut saat ini tidak lagi mengacu pada perbedaan jenis kelamin. Karena tidak bisa dipungkiri, sesama pria atau wanita pun bisa terjadi. “Jadi kurang relevan jika acuannya soal perilaku asusila,” terangnya.
Pihaknya berharap persoalan event tidak perlu diotak-atik dengan mengedepankan prasangka. Dikhawatirkan, bukan hanya Event Organiser saja, warga pun jadi takut ketika hendak menyelenggarakan kegiatan hiburan. “Bagaimana seni budaya bisa dilestarikan kalau untuk mengadakan acara saja penuh kekhawatiran,” imbuhnya.(*)