RADARTASIK.ID – Perumda Air Minum Tirta Sukapura Kabupaten Tasikmalaya tetap melayani pelanggan seperti biasa di tengah efek panjangnya El Nino yang diperkirakan sampai Oktober 2023.
Perumda Air Minum Tirta Sukapura Kabupaten Tasikmalaya biasanya mendistribusikan air pada kondisi normal dengan debit 367 liter per detik. Itu untuk 49.000 pelanggan, baik administrasi di Kota dan Kabupaten Tasikmalaya.
“Sampai dengan 27 September 2023 pendistribusian air ada penurunan debit 347 liter per detik dari normal debit 367 liter per detik. Berarti ada penurunan debit 20 liter per detik atau sama dengan 42.000 kubik dan diuangkan Rp 252 juta,” ujar Direktur Perumda Air Minum Tirta Sukapura Kabupaten Tasikmalaya Dadih Abdul Hadi SH MSc.
Baca Juga:Prediksi Ipswich Town vs Hull City di Championship: Tempel Leicester City di Puncak KlasemenPrediksi Birmingham vs Huddersfield Town di Championship: Tuan Rumah Putus Rangkaian Kekalahan
Penurunan tersebut, terdapat di area 9 sumber utama Perumda Air Minum Tirta Sukapura. Seperti halnya yang memiliki kritis air pada pelayanan di wilayah kota adalah area pelayanan Kecamatan Indihiang, dengan sumber airnya berasal dari Cibunigeulis Kecamatan Bungursari.
“Di situ merupakan sumber air pertama milik Perumda yang dioperasikan sejak tahun 1934. Jadi sumber paling tua ini melayani 1.499 pelanggan. Biasanya kondisi normal menyalurkan 18 liter per detik ada penurunan 3 liter, jadinya 15 liter per detik saja,” terang direktur Perumda Air Minum Tirta Sukapura Kabupaten Tasikmalaya.
“Tetapi jam layanan masih 24 jam. Kami memperkirakan kalau berlangsung kekeringan selama satu sampai dua bulan. Paling terkena efeknya wilayah Indihiang, karena dari pantauannya terus-terusan menurun sudah kelihatan kekeringan,” sambung dia.
Kemudian, kata dia yang membuat semakin kritis air area sekitarnya terdapat galian C dan ada perumahan punya pengambilan sumber air tanah. Artinya ketika di wilayah sumber airnya berasal dari Cibunigeulis Kecamatan Bungursari kehilangan 3 liter per detik, bisa mengganggu sama dengan 300 pelanggan di area Indihiang.
Oleh karenanya adanya efek penurunan debit air sedang diantisipasi Perumda. Apalagi warga sekitar sumber juga dalam kondisi kritis air. Dalam upayanya melakukan penggalian sumur-sumur dengan kedalaman 3-4 meter untuk menampung atau cadangan air.
“Mudah-mudahan tidak ada kendala dalam mengamankan wilayah pelayanan Indihiang membuat sumur gali yang difungsikan untuk penampungan resapan air. Nanti disalurkan kalau ketika reservoir atau kolam untuk cadangan air habis dan kalau masyarakat sekitar sumber pun dipersilahkan mengambilnya,” sambung.