TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Pemisahan penonton konser musik antara laki-laki dan perempuan perlu dipertimbangkan secara matang. Jika memang dinilai belum memiliki urgensi, maka tidak perlu dipaksakan untuk diterapkan.
Konser musik merupakan event yang diperuntukkan bagi masyarakat umum. Pemisahan untuk penonton pria dan wanita dinilai sebagai hal baru yang dianggap belum lazim.
Pemuda Nahdlatul Ulama sekaligus Ketua LBH Anshor Kota Tasikmalaya Eki S Baehaqi menilai belum ada urgensi untuk memisahkan penonton pria dan wanita dalam acara konser. Pasalnya dari sekian banyak konser musik yang diselenggarakan sebagian besar berjalan lancar. “Karena penonton yang datang tentu tujuan utamanya untuk menonton artis atau grup band yang tampil kan,” ucapnya kepada Radartasik.id, Jumat (29/9/2023).
Baca Juga:Siswi Kelas 2 SDN Cipari III Masuk Juara Lomba Pupuh Tingkat Kota Tasikmalaya, Lestarikan Seni Budaya SundaSoal Pemisahan Penonton Konser Pria dan Wanita, Begini Respons Forum Backstagers Tasikmalaya
Apabila diberlakukan pemisahan, kata Eki, menurutnya terkesan terlalu dipaksakan. Pasalnya,penonton konser berlainan jenis kelamin bukan berarti non muhrim. “Ada suami istri, orang tua dan anaknya, adik dan kakaknya, dan yang lainnya,” ujarnya.
Diakuinya usulan tersebut gagasan yang ditujukan untuk kebaikan, namun dia belum melihat urgensinya. Soal kekhawatiran perilaku asusila, menurutnya yang perlu ditekankan adalah pengawasan penyelenggara. “Apalagi jika sampai ada pelecehan, bisa dilaporkan ke petugas agar ditindak,” katanya.
Beda halnya dengan Pemuda Persis yang enggan bersikap terlalu jauh terkait persoalan pemisahan penonton dalam konser musik . Selain karena kelaziman, konser musik merupakan event untuk masyarakat secara umum tanpa melihat agamanya.
Ketua Pemuda Persis Fathu Robbani Ilyas mengatakan bagi event internal Persis tentunya dia sepakat. Karena dalam berbagai kegiatan pun pihaknya memang memisahkan tempat untuk perempuan dan laki-laki. “Kalau untuk kegiatan kami, ya memang sudah seperti itu,” ucapnya.
Namun untuk konser musik secara umum, pihaknya menyerahkan kebijakan kepada penyelenggara. Karena menurutnya mereka yang lebih tahu baik buruknya pola yang diterapkan. “Apapun bagi kami asalkan bisa kondusif,” katanya.