TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Terkait usulan pemisahan penonton konser untuk pria dan wanita, Forum Backstagers Indonesia Tasikmalaya langsung memberikan respons. Hal itu disampaikan langsung saat koordinasi mengenai penyelenggaraan event konser musik di Hotel Horison, Rabu (27/9/2023).
Menanggapi usulan-usulan yang muncul, Koordinator Forum Backstagers Indonesia Tasikmalaya Roni Nur Moch Sidiq mengatakan bahwa pada prinsipnya apa yang menjadi usulan dan masukan sudah masuk dalam standar penyelenggaraan event. Sehingga EO-EO khususnya yang sudah tersertifikasi akan melaksanakan prosedur tertentu. “Di event manajemen sudah mengatur hal tersebut,” ucapnya.
Seperti halnya untuk keselamatan dan mencegah keributan, EO selalu membuat akses masuk yang terfokus. Di mana penonton dilakukan screening karena mereka tidak boleh membawa miras, senjata tajam atau benda-beda bisa membahayakan. “Itu memang ada dalam SOP,” ucapnya.
Baca Juga:Siap-Siap! Penonton Konser Pria Wanita di Tasikmalaya Harus Dipisah, Ini AlasannyaTempat Pemakaman di Tasikmalaya Jadi Arena Judi Adu Muncang
Soal penampilan artis, musisi atau grup Band, EO selalu melakukan komunikasi sebelum mereka tampil. Dari mulai lagu-lagu yang dibawakan termasuk penampilan, apalagi di daerah religius seperti Tasik.
Meskipun tidak menutup kemungkinan adanya hal-hal yang luput atau lolos dari rencana awal. Biasanya hal itu disiasati dengan upaya sensor dari pihak penyelenggara. “Sering kali kita putus di tengah jalan, sering kali kita lakukan pemutusan di audio,” ucapnya.
Kendati demikian, SOP tersebut sejauh ini baru mengikat untuk EO-EO yang sudah tersertifikasi. Karena tidak bisa dipungkiri, ada juga EO-EO yang belum tersertifikasi secara nasional. “Mungkin ada beberapa EO yang belum tersertifikasi,” katanya.
Soal pemisahan penonton laki-laki dan perempuan, memang tidak masuk dalam SOP. Namun bukan berarti hal tersebut mustahil terjadi, mengingat di beberapa daerah sudah menerapkan hal tersebut. “Ada dua kota yang sudah melakukan hal demikian, di Aceh dan Madura,” terangnya.
Kendati demikian, penerapannya tidak bisa diberlakukan secara instan karena butuh proses yang tidak sederhana. Namun jika memang dikehendaki, dia berahap gagasan tersebut bisa direalisasikan di Kota Tasikmalaya. “Insya Allah mudah-mudahan bertambah (daerah yang menerapkannya), termasuk Tasik,” ucapnya.(*)