TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Tasikmalaya unjuk rasa di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tasikmalaya pada Selasa (26/9/2023).
Mereka menyinggung para pejabat yang tidak bisa menjaga lingkungan, seperti potensi alih fungsi lahan pada Lahan Sawah yang Dilindungi (LSD).
“Banyak sekali gunung yang diciptakan Allah Subhanahu Wa Ta’ala sebagai penunjang hidup, tetapi sekarang oleh penguasa, penambang, pemerintah dirusak dan dialih fungsikan, digunakan bukan untuk kepentingan rakyat,” kata Ketua Umum PMII Kota Tasikmalaya, Mochamad Satriana Ilham.
Baca Juga:Tiket Pesawat Citilink Tasik-Jakarta Cocok untuk Pebisnis, untuk Masyarakat Umum Bagaimana?Warga Ciamis Diajak Salat Istisqa Jika Hujan Tak Juga Turun Sampai Akhir September
Konvoi dari sekretariatnya, puluhan massa aksi itu merangsek masuk ke halaman untuk menyampaika aspirasinya tentang permaslahan sektor pertanian di Kota Tasikmalaya.
“Banyak LSD yang dialihkan menjadi gedung dan perum. Sejauh apa Dinas Pertanian, DPRD, dan pemerintah ini menanggapi serta menanggulangi permasalahan pertanian di Kota Tasikmalaya?” tanya Ilham dari atas mobil komando.
“Beras mahal, ada bantuan berasnya jelek. Masyarakat kalau disuruh milih mau yang murah atau mahal ya pasti memilih yang murah sekaligus bagus. Sekarang banyak yang gagal panen, masa LSD juga akan dikikis,” teriaknya.
Tidak hanya itu, aktivis berjas biru itu juga menyampaikan potensi pengikisan LSD di kawasan yang akan terkena dampak saat Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap (Getaci) rampung.
“Sebentar lagi ada Tol Getaci, yang akan berpotensi mengikis Lahan Sawah yang Dilindungi diubah menajdi pembangunan yang tidak menguntungkan rakyat dan memperkaya pejabat,” ujarnya.
Pertanian tidak hanya berbicara lahan, air sebagai sumber penghidupan juga ikut disinggung oleh massa aksi.
Mereka menyanyangkan Kota Tasikmalaya yang tidak bisa seperti di Jepang, walau musim kemarau tapi tak pernah kekurangan air.
Baca Juga:Wilayah Terdampak Kekeringan di Kota Tasikmalaya Berkurang jadi 8 KecamatanGrand Metro Hotel Distribusi 9000 Liter Air ke Wilayah Kekeringan di Kota Tasikmalaya
“Kenapa coba air di selokan di Purbaratu bisa kering? Irigasi tidak ada airnya, padahal Galunggung tidak berhenti mengalirkan airnya. Ada yang salah,” sindir aktivis yang akrab disapa Boy itu.