Contohnya ia sering bepergian ke Jakarta, berharap bisa pulang pergi dalam satu hari jika ada penerbangan.
“Salah satu pertimbangan, terkait dengan jadwal seperti saya kalau ke Jakarta jam 10 kerjanya, jadi kalau mau pakai pesawat mesti nginep dulu, baru bisa kerja. Akan lebih bagus lagi kalau, bisa pagi dan sore. Kalau orang Tasik ke Jakarta atau sebaliknya, berarti kerjanya besoknya. Keunggulannya memang ini masuk langsung ke kota, kalau Cengkareng ke Jakarta kan lama lagi,” kata doktor lulusan Universitas Padjajaran itu.
Soal konsep komersialisasi penerbangan yang dilakukan pihak swasta, Kartawan menilai itu adalah opsi tepat.
Baca Juga:Awas! Harga Beras Bisa Makin Naik Gara-Gara IniAcara WCD di Situ Gede Ricuh, Kadis LH Dinilai Berkata Kasar ke Pegiat Lingkungan
Sebab baginya, pemerintah memang sepatutnya melayani dan tidak berbisnis dengan rakyat.
“Pemerintah kan tugasnya melayani, keuntungan secara finansial tidak ada tapi dampak ekonomi. Kalau pejabat mikirnya PAD tapi sejahtera rakyat. Kalau sejahtera ya bisa pada bayar pajak, otomatis PAD meningkat. UMKM maju, pendapatan meningkat, kesejahteraan meningkat, masukan pajak retribusi juga jadi lebih besar,” lengkapnya.
Kartawan berharap, dengan aktivasi layanan penerbangan ini bisa dimanfaatkan sebaik mungkin untuk mengenalkan daya tarik Kota Tasikmalaya, sehingga membuat investor tidak ragu untuk berbisnis di kota ini.
“Utamanya saya berharap adanya akses ini, investor mau investasi di Tasikmalaya. Nanti mutliplayer efeknya akan besar ketika itu terjadi,” pungkasnya. (mg3)
Baca berita dan artikel lainnya di Google News