Aksi saling dorong setelah ucapan yang dikeluarkan Deni pun tidak terhindarkan. Ia terus mengelak, tak merasa mengirim pesan ke Herniwan Obech.
“Bahasa pejabat itu harus bagus, jangan berasa pahlawan. Anda itu digaji harus berhasil, apalagi ini belum berhasil,” balas Acong.
Keributan itu kemudian dilerai oleh sejumlah pihak yang ada di Lokasi. Termasuk anggota DPRD Kota Tasikmalaya Enan Suherlan, pegawai Dishub dan Pegawai Kemenag yang hadir pada kegiatan itu.
Baca Juga:Hasil Observasi Mahasiswa, 310 Hektar Lahan Pertanian di Kota Tasikmalaya Sudah Beralih FungsiPenenggak Miras di Kota Tasikmalaya Tak Habis-Habis, Tiap Pekan Selalu Ada Anak Muda yang Terjaring Razia
Sebelumnya, pada Aksi Hari Sungai Sedunia (27/7/2023) di Bale Kota. Acong beserta pegiat lingkungan lainnya, menggelar aksi teatrikal dengan menempelkan sampah dari Sungai Ciwulan di tubuhnya.
Sembari meringis, Acong meragakan dirinya sebagai Sungai Ciwulan yang kecewa dengan Pemerintah Kota dalam mengurus kebersihan di sana.
Dalam aksinya, Acong mengatakan “Aing Ciwulan” dengan mimik marah di hadapan para pejabat.
Seolah menyindir, pesan WA yang diterima Presiden Republik Aer itu diduga sengaja, dengan menyindir absennya pegiat lingkungan dalam WCD yang dihadiri Kadis LH.
Setelah aksi WCD di Situ Gede itu selesai, Deni lantas pergi meninggalkan para pegiat lingkungan dengan terburu-buru memasuki mobilnya.
Sementara, Kepala Dinas Lingkungam Hidup (DLH) H Deni Diyana mengatakan bahwa dia mengaku ponselnya hilang. Sehingga tidak mengetahui ada yang mengirimkan pesan kepada pegiat lingkungan tersebut. “Baru dapat kabar pas apel pagi di Bale Kota,” ucapnya.
Pihaknya pun menyadari bahwa insiden di Situ Gede itu efek dari keteledorannya ketika ponselnya hilang. Karena dia tidak mengira akan memicu kesalahpahaman dengan pegiat lingkungan. “Ini keteledoran saya, tidak bisa menjaga barang,” katanya.(mg3)
Baca berita dan artikel lannya di Google News