RADARTASIK.ID – Sampriti Bhattacharyya, dahulu ia adalah seorang gadis India yang gagal di kelas Fisika saat SMA.
Tapi sekarang, ia adalah Penemu sekaligus CEO perahu terbang Navier Boat, yang sepenuhnya menggunakan tenaga listrik dan ramah lingkungan laut.
Dalam video Vlog yang dibagikan Nash Daily, Sampriti menceritakan perjalanannya sampai bisa membuat perahu tersebut bersama timnya yang hebat.
Baca Juga:Disporabudpar Kota Tasikmalaya Susun Paket Wisata untuk Menyambut Aktifnya Kembali Penerbangan di Bandara WiriadinataCek Ombak, Tiket Pesawat Citilink untuk Rute Tasikmalaya-Jakarta Akan Dijual Rp 899 ribu
Selepas SMA ia melanjutkan pendidikan di sebuah kampus kecil yang tidak terkenal, Community College, di Kolkata.
Ia bukanlah lulusan universitas ternama dan bukan pula lulusan terbaik. Ia juga baru mengenal internet saat usianya 20 tahun.
Ketika SMA, Sampriti bahkan dinasihati gurunya agar sebaiknya fokus menjadi ibu rumah tangga atau bekerja di sebuah kantor kecil.
“Waktu SMA nilai MTK ku kecil. Ia (guruku) bilang sebaiknya aku fokus jadi ibu rumah tangga atau bekerja di kantor kecil,” tuturnya bercerita.
Akan tetapi, ucapan gurunya itu tidak melemahkan Sampriti. Selepas SMA ia melanjutkan kuliah dan setelahnya ia mulai mencoba menjelajahi internet, mencari semua informasi tentang magang. Ia kemudian mengajukan lamaean untuk magang kepada kurang lebih 540 perusahaan.
Dari jumlah itu, 535 perusahaan tidak merespon dan hanya 4 yang membalas emailnya. Itupun hanya satu yang memberinya kesempatan untuk magang yaitu: FermiLab.
Perusahaan itu terletak di Chicago, AS dan ia langsung terbang ke sana untuk mewujudkan mimpinya. Karena, yang dibutuhkan Sampriti saat itu adalah kesempatan pertama untuk memasuki dunia kerja.
Baca Juga:Mengenali Tanda-Tanda Gaslighting dalam Hubungan, Kenali Agar Anda Bisa MengatasinyaMengenal Perilaku Gaslighting dalam Kehidupan Seseorang
Di sana ia bekerja sebagai seorang asisten laboratorium. Dari sanalah ia jatuh cinta pada sains dan mulai menghabiskan banyak waktu untuk melakukan penelitian fisika dan engineering.
Sampai akhirnya, ia kembali mendapat peluang magang di perusahaan antariksa terkemuka di Amerika Serikat, NASA.