TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Menjelang tuntasnya revitalisasi alun-alun Dadaha, para pedagang kaki lima atau PKL Dadaha yang biasa mangkal di sekitar kawasan itu tiba-tiba ditertibkan.
Mereka diminta pindah dari zona merah di pinggir jalan yang tidak boleh ada PKL. Kemudian dipindahkan ke trotoar di sekitar area.
Pemindahan itu rencananya dimulai hari ini. Beberapa pedagang sudah mulai menandai tempat untuk lapak mereka yang baru.
Baca Juga:Tampil dengan Wajah Baru, Alun-Alun Kabupaten Ciamis Kini Punya Banyak Sarana Bermain AnakDistribusikan Bantuan, Wakil Bupati Ciamis Berharap Kualitas Stok Beras Bulog Memenuhi Standar
Selain itu mereka juga sejak kemarin sudah tampak melakukan aksi bersih-bersih bersama Forum Koordinasi Pengelola Dadaha Tasikmalaya (Forkopdatas).
“Persiapan pembukaan alun-alun Dadaha, selain bersih ya supaya tertib. Makannya para pedagang PKL yang ada di zona merah, dialihkan ke jalur yang sudah ditentukan oleh UPTD. Informasi pindah baru kemarin (hari Rabu) saat rapat dengan UPTD,” kata Acun, Ketua Forkopdatas, Kamis (21/9/2023).
Acun mengatakan para pedagang itu sudah lebih dari 10 tahun mangkal di tempat yang lama.
Kini mereka harus berpindah, dan lagi diwajibkan memiliki sertifikat halal yang dianjurkan Kementerian Agama untuk tetap bisa berjualan di sana.
Sertifikat halal itu, kata dia, bukan hanya untuk menjamin kualitas makanan dan minuman, tetapi juga menjadi syarat agar data PKL tidak semrawut.
“Iya ini formulir sertifikat halalnya semua harus isi, sebelum bisa menempati lapak ya harus buat ini. Program gratis sih dari Kemenag, dan harus buat,” tuturnya.
Secara keseluruhan jumlah PKL Dadaha yang dipindahkan dan mendapat tempat baru, kata Acun, mencapai 65 pedagang.
Baca Juga:Kucing Liar Mati Mendadak, Dinas Peternakan dan Perikanan Ciamis Langsung BergerakBuruan! Promo Tiket Pesawat Termurah di Bulan Oktober Nanti, Pulang-Pergi Jakarta-Bali Harga Tiketnya Cuma Segini
Dan, kemarin, kuota 65 lapak itu sudah mau habis. Lapak baru itu ditandai dengan nomor agar tidak tertukar antara satu pedagang dengan yang lain.
“Disesuaikan dengan tempat, supaya gak semrawut. Nomor-nomor ini juga untuk penataan, pedagang sudah tahu nomor untuk lapak mereka supaya gak rusuh,” lengkapnya.