GARUT, RADARTASIK.ID – Aplikasi sistem rujuk atau Sisrute belum optimal. Hal itu berpengaruh terhadap ketersediaan brankar dan kursi roda di RSUD dr Slamet Garut.
Direktur RSUD dr Slamet Garut dr Husodo Dewo Adi mengatakan, ketersediaan brankar dan kursi roda berkaitan dengan rujukan dari puskesmas atau klinik. “Jadi rujukan pasien di Kabupaten Garut ini belum tertata dengan baik,” ucapnya, Kamis 21 September 2023.
Pada pelaksanaannya, kata dia, dalam proses rujukan pihaknya bersama puskesmas atau klinik sudah menggunakan aplikasi sistem rujuk. “Jadi dari puskesmas atau klinik itu memakai Sisrute untuk sampai ke rumah sakit,” katanya.
Baca Juga:Isu Klub Malam di Kabupaten Garut Bikin Resah, Warga Temui MUI dan Ormas IslamRumah Sakit Paru Bakal Berdiri di Kabupaten Garut, Disini Lokasi Pembangunannya
Aplikasi Sistem Rujuk untuk Mendeteksi Jumlah Pasien Dirujuk
Husodo Dewo Adi menyampaikan, gunanya aplikasi tersebut adalah untuk mendeteksi seberapa banyak pasien yang dirujuk, sehingga rumah sakit bisa mempersiapkan berkaitan dengan brankar dan kursi roda sehingga semuanya tertata dengan baik.
Namun seiring berjalannya waktu, aplikasi itu belum berjalan sebagaimana mestinya. Masih banyak pasien datang langsung ke rumah sakit, sehingga tidak bisa diduga kedatangannya.
“Aplikasi itu sampai dengan saat ini belum berjalan dengan baik, jadi lebih banyak pasien yang datang sendiri,” katanya.
Dengan banyaknya pasien yang langsung datang membuat ruangan IGD RSUD dr Slamet Garut penuh. “Rumah sakit kan IGD-nya full-nya sekitar 30 pasien sudah full terisi dengan brankar dan sebagainya, mau dimana lagi,” tuturnya.
Ia mengatakan sudah menjalin komunikasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Garut untuk bekerja sama mengoptimalkan aplikasi Sisrute.
“Saya sudah berbicara dengan ibu kepala Dinas Kesehatan supaya ke depan aplikasi ini berjalan dengan lebih baik,” ungkapnya. Karena, lanjut Husodo, dr Slamet merupakan rumah sakit rujukan dari pasien di puskesmas. (*)