Menakar Peluang Cuan Investasi Reksadana Pendapatan Tetap di Tengah Tekanan Kenaikan Suku Bunga

reksadana
foto ilustrasi: Bareksa
0 Komentar

Mereka dapat mempertimbangkan untuk berinvestasi saat harga NAB (Net Asset Value) rendah atau menambah investasi (top up) mereka.

Fundamental ekonomi Indonesia yang kuat masih memiliki potensi untuk menarik arus dana asing kembali ke pasar SBN, yang mungkin dapat mendongkrak kinerja reksadana pendapatan tetap seperti Syailendra Pendapatan Tetap Premium di masa mendatang.

Namun, bagi investor dengan profil risiko agresif, pertimbangkan untuk mengalihkan investasi Anda ke reksadana berbasis saham.

Baca Juga:KADIN Berharap Tiket Pesawat Tasikmalaya-Jakarta Bisa Rp 500 RibuPenerbangan Tasikmalaya-Jakarta Segera Dibuka, Mantan Wali Kota Tasikmalaya 2 Periode Beri Masukan untuk Pengelolaan Bandara Wiriadinata

Ini dapat dilakukan mengingat potensi penguatan pasar saham di kuartal IV. Menurut Tim Analis Bareksa, dalam lima tahun terakhir (2018-2022), IHSG umumnya naik di kuartal IV.

Salah satu opsi adalah reksadana indeks seperti Syailendra MSCI Indonesia Value Index Fund, yang mencatatkan kinerja positif sebesar 10,94% dalam enam bulan terakhir.

Bagi investor yang lebih konservatif, reksadana pasar uang seperti Syailendra Dana Kas dapat menjadi pilihan yang stabil di tengah gejolak pasar akibat sentimen The Fed saat ini.

Meskipun imbal hasilnya tidak seagresif reksadana pendapatan tetap atau reksadana berbasis saham, reksadana pasar uang tetap stabil dalam situasi yang bergejolak.***

Baca berita dan artikel lainnya di Google News

0 Komentar