RADARTASIK.ID – Noah Morse, seorang pembuat film berusia 26 tahun, baru saja selesai menjalani shift penuh sebagai relawan di Festival Film Telluride pada awal September ketika dia memutuskan bahwa dia perlu menonton pertunjukan pukul 10 malam dari film Jonathan Glazer yang berjudul ”The Zone of Interest,” yang tidak akan selesai hingga tengah malam.
Teman-temannya mencoba untuk memperingatkannya. Film tersebut, yang seluruhnya berbahasa Jerman, memiliki adegan yang lambat dan statis yang mungkin membuatnya tertidur.
”The Zone of Interest” juga merupakan film Holocaust yang berfokus pada keluarga komandan Nazi Rudolf Höss (diperankan oleh Christian Friedel dari ”The White Ribbon” karya Michael Haneke, bersama Sandra Hüller, bintang terkenal dari ”Toni Erdmann” tahun 2016) ketika mereka mencoba menjalani hidup di sebuah rumah yang bersebelahan dengan tembok Auschwitz.
Baca Juga:Rahasia Kulit Cerah dan Bebas Jerawat: Cara Menghilangkan Jerawat dan Bekasnya dengan Efektif5 Cara Ampuh Menghilangkan Bekas Jerawat Hitam di Pipi
Tapi Morse, yang beragama Yahudi, sudah mendengar cukup banyak tentang film berdusari 1 jam 46 menit tersebut, yang perdana di Festival Film Cannes pada bulan Mei dan akan memiliki penayangan perdana di Amerika Utara pada malam itu di Colorado, sehingga dia tahu dia tertarik.
Selain itu, dia suka dengan film-film sebelumnya karya Glazer, seperti ”Sexy Beast” tahun 2000 dan ”Under the Skin” tahun 2013, yang dibintangi oleh Scarlett Johansson sebagai makhluk asing yang berkendara di sekitar Skotlandia untuk memikat dan memangsa pria.
Penilaian terhadap ‘The Zone of Interest’
”The Zone of Interest” adalah film pertama Glazer dalam 10 tahun—dan tampaknya merupakan perubahan total yang menarik. Glazer beragama Yahudi dan dibesarkan di London.
”Saya tidak akan mengklasifikasikannya sebagai film lambat dalam segala hal,” kata Morse dilansir The Washington Post, Senin 18 September 2023. ”Saya benar-benar terpaku,” lanjutnya.
Selama beberapa hari setelah itu, dia tidak bisa berhenti berbicara tentang ”The Zone of Interest” dengan siapa pun yang dia temui. Beberapa orang menemukannya berpikir dan inovatif. Orang lain, terutama orang Yahudi, merasa tersinggung, frustasi, dan bosan dengan film tersebut.