“Mengingat pembuatan pupuk organik harus sesuai dengan prosedur yang disarankan agar tidak berpengaruh negatif terhadap tanaman,” katanya.
Menambahkan, Tim Pengabdian Prof Dr H Rudi Priyadi Ir MSÂ menyampaikan pupuk organik yang dihasilkan dari limbah organik rumah tangga ini bukan hanya berdampak positif pada pertanian keluarga, tetapi juga pada lingkungan secara keseluruhan. “Hal ini adalah solusi yang berkelanjutan untuk mengatasi masalah limbah organik,” ujarnya.
Oleh karenanya setelah melaksanakan semua kegiatan pengabdian, berharap dapat diterapkan praktik-praktik yang telah diajarkan oleh tim dosen dan mahasiswa. Tentunya agar KWT Kusari dan KWT Sauyunan dapat terus memanfaatkan ilmu dan keterampilan yang telah mereka pelajari.
Baca Juga:Investor Saham di Kota Tasikmalaya Melejit Hingga Seribu Persen, Didominasi Kalangan Milenial Formasi, Wadahi Eksistensi dan Dakwah Santri
“Arahnya untuk meningkatkan kualitas hidup dan kemandirian pangan keluarga mereka,” katanya.
Kesuksesan pengabdian kepada masyarakat ini, berkat memiliki keahlian dalam ilmu pertanian organik, seperti Ketua Tim Pengabdian Dr Hj Rina Nuryati Ir MP, ahli dalam bidang agribisnis dan pengelolaan sumber daya alam. Tim Pengabdian lain yang terlibat Prof Dr H Rudi Priyadi Ir MS penemu dan pengembang teknologi pupuk hayati M-Bio dan ahli pertanian organik, Faqihuddin Ir MP ahli pertanian organik dan agribisnis, Cici Aulia Permata Bunda Ir MP ahli pengelolaan usaha tani berkelanjutan, dan Ade Hilman Juhaeni SP MP ahli pengelolaan limbah organik menjadi pupuk organik. Turut terlibat juga mahasiswa Unsil yaitu Tata Budi Santosa, Anasi Faisal Sukiyas, Agung Roby Purnama. (riz/rls)