Kalau hal tersebut dianggap biasa, lama-lama akan menjadi kebiasaan negatif. Sehingga nilai religius di Kota Tasikmalaya ke depannya malah semakin memudar. “Kalau sudah dianggap biasa, ini bahaya apalagi untuk generasi muda,” terangnya.
Hal serupa juga diungkapkan tokoh ulama KH Yan Yan Albayani SKomI MPd. Pihaknya mewajarkan jika masyarakat menginginkan hiburan. “Tapi jangan menjadi ajang maksiat,” imbuhnya.
Apalagi Kota Tasikmalaya juga memiliki Perda Tata Nilai yang perlu ditegakkan guna menjaga nilai-nilai religius. Termasuk menjaga budaya kearifan lokal di masyarakat. “Jangan bertentangan dengan Perda Tata Nilai,” katanya.
Baca Juga:Jatah 6 PJU Masih Kurang, Penerangan Bukan Hanya Dibutuhkan di Jalan RayaH M Yusuf Minta Ini Saat Menghadiri Peresmian Masjid di Mangkubumi
Pihaknya mengingatkan agar penyelenggara perlu memastikan baik artis maupun penonton agar berpenampilan sopan. Jangan ada yang berpakaian minim atau yang memancing syahwat. “Jangan mengumbar aurat,” ungkapnya.
Bahkan dia meminta agar penonton laki-laki dan perempuan dibuat terpisah atau tidak bercampur. Hal ini untuk meminimalisir aksi asusila selama penyelenggaraan konser. “Lokasi penonton laki-laki dan perempuan dikasih pembatas,” katanya.
Tidak kalah penting, yang tidak kalah rawan adalah minuman beralkohol. Ini harus jadi perhatian penyelenggara dan petugas keamanan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. “Pelaku hiburan maupun penonton jangan sambil mabuk-mabukan,” tuturnya.
Apabila hal-hal tersebut sampai terjadi, maka pemerintah dan aparat berwajib harus bersikap tegas. Termasuk menghentikan jalannya acara jika memang secara langsung berdampak negatif. “Bila acara hiburan berubah jadi ajang maksiat, ulama mendesak aparat agar hiburan tersebut dihentikan saja,” ucapnya.
Bahkan jika pejabat pemerintah malah mempertahankan bahkan mendukung acara yang memicu kemaksiatan, menurutnya orang tersebut tak pantas berdinas di Kota Santri. “Sebaiknya mundur saja,” ucapnya.
Begitu juga aktivis Islam Ustaz iri Syamsuri yang juga tidak mempersoalkan event-event hiburan. Termasuk konser musik yang memang disukai oleh sebagian masyarakat. “Ya boleh-boleh saja, kalau tidak keterlaluan,” tuturnya.
Akan tetapi apabila jadi ajang mabuk-mabukan, perilaku asusila, bahkan keributan hal itu tentu lain cerita. Menurutnya, penyelenggara dinas terkait dan juga aparat pengamanan harus bisa mengantisipasinya sejak awal. “Kan lebih baik diantisipasi, dari pada terjadi sesuatu saat acara,” ucapnya.