Awalnya, kata dia, pihak sekolah mengetahui kejadian tersebut dari Instagram atau media sosial yang dikelola OSIS. Kebetulan video pertama kalinya masuk ke Instagram OSIS, lalu dilaporkan ke pembina OSIS dan langsung ke kesiswaan.
Pada akhirnya, jajaran wakil kepala sekolah berembuk untuk menindaklanjuti dengan melibatkan wali kelas pengganti orang tua di madrsah supaya satu arah komunikasinya.
“Alhamdulillah berhasil, sehingga mengetahui korban melakukan hal seperti itu. Setelah ditelusuri oleh wali kelas ternyata terbukti memang anak tersebut menjadi korban. Padahal menurutnya, anak tersebut untuk perilakunya selama di sekolah dari catatan kehadiran dan perilaku dari guru BK dan wali kelas termasuk anak yang baik,” ucap dia.
Baca Juga:Terungkap, Ini Dia Alasan Gerombolan Motor di Singaparna Ganggu Warga Buntar yang Kerja BaktiTingkatkan Keterampilan, Perajin Anyaman Bambu Kecamatan Leuwisari Diberikan Pelatihan
“Kebetulan juga dari lingkungan pesantren dan anak ini selalu mengaji, kalau istilahnya kata teman-temannya itu ketika berbicara suka menggunakan dalil atau hadits dan juga cukup polos cenderung sering mengaji di sekolah,” kata dia, menambahkan.
Lanjut dia, pihaknya sangat menyayangkan terhadap pelaku yang tidak memiliki rasa tanggung jawab, sehingga siswanya menjadi korban. “Mudah-mudahan menjadi pembelajaran agar ke depan saat menggunakan media sosial harus lebih hati-hati dan menggunakannya dengan baik, serta santun tidak langsung percaya ketika ada orang yang mengajak komunikasi,” ucap dia.
“Kami melakukan sosialisasi dengan melibatkan wali kelas dan guru BK agar para siswa bersosial media yang baik. Jangan menyebar kebencian, menyebar hoax dan menjaga sopan santun serta tidak terlalu percaya apa yang dijanjikan melalui sosial media sebab banyak mendaratnya,” ucap dia terkait siswi madrasah di Kabupaten Tasikmalaya jadi korban video asusila.