TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Siswi madrasah di Kabupaten Tasikmalaya jadi korban video asusila, baru kenal beberapa hari sudah berani video call asusila, akhirnya berujung pemerasan kepada korban.
Peserta didik di salah satu madrasah di Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya menjadi korban video asusila dan child grooming. Bahkan, akibat kasus yang dialaminya siswi tersebut sudah tidak masuk sekolah hampir satu bulan lebih.
Seperti diketahui, kejahatan child grooming menyasar korban yang memiliki akun media sosial. Korban menjalin hubungan melalui media sosial hingga saling bertukar nomor telepon dengan pelaku.
Baca Juga:Terungkap, Ini Dia Alasan Gerombolan Motor di Singaparna Ganggu Warga Buntar yang Kerja BaktiTingkatkan Keterampilan, Perajin Anyaman Bambu Kecamatan Leuwisari Diberikan Pelatihan
Kemudian, saat pelaku sudah meyakinkan korban terkait hubungan asmaranya, pelaku meminta korban melakukan tindakan asusila sambil direkam melalui telepon selularnya. Kemudian, tiba-tiba korban mendapatkan pemerasan dan ancaman akan menyebarkan video hasil rekaman asusila tersebut.
Wakasek Bidang Kesiswaan di salah satu sekolah yang siswanya menjadi korban child grooming Adam Wahid mengatakan, kasus yang berkembang sampai mengakibatkan siswanya menjadi korban itu berawal dari media sosial.
“Berawal dari penyebaran nomor di telegram dan prosesnya sangat cepat. Pelaku minta komunikasi melalui Instagram sehingga saling follow. Dari situ berujung komunikasi dan mengajak video call melalui Instagram,” ujarnya kepada Radar, Jumat (8/9/2023).
Adam menyampaikan, saat video call tersebut ternyata direkam oleh pelaku. Korban baru sadar besok paginya ada permintaan uang sejumlah Rp 300.000 dengan mengancam menyebarkan atau memunculkan video yang telah direkam tersebut di media sosial.
Akibat persoalan itu, kata dia, korban memang sudah hampir satu bulan lebih tidak bersekolah. Kemudian saat ini karena pemulihan psikologisnya pihak sekolah tidak berani untuk melakukan komunikasi dan dipersilahkan untuk beristirahat sampai psikologisnya pulih.
“Setelah kejadian tidak masuk sekolah. Sebab, dari mulai kejadian sudah kena mental. Dengan demikian, secara inisiatif dari pihak sekolah karena kondisi seperti itu observasi dari wali kelas dan BK. Akhirnya menyimpulkan bahwa korban diistirahatkan terlebih dahulu. Bahkan untuk komunikasi langsung, ketika orang tuanya mau berangkat ke madrasah atau laporan, korban sudah takut,” ucapnya soal siswi madrasah di Kabupaten Tasikmalaya jadi korban video asusila.