TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Pencemaran yang terjadi di Sungai Ciwulan semakin mengkawatirkan.
Penelitian terbaru menunjukkan tingkat pencemaran mikroplastik, fosfat, dan amonia di Ciwulan sudah melampaui ambang batas dan dapat membahayakan kesehatan penduduk.
Pemerintah Kota Tasikmalaya sebagai pemangku wilayah diminta turun tangan menyelesaikan persoalan itu.
Baca Juga:Resep Salad Alpukat ala Meksiko, Begini Cara Membuatnya Mom!Bantuan dari Pemprov Jabar untuk Ciamis Capai Rp 2 Triliun Selama Lima Tahun
Pegiat lingkungan yang tergabung dalam Forum Penyelamatan Sungai Ciwulan Tasikmalaya (Fortas Tai) pun telah melayangkan surat kepada Pj Wali Kota Tasikmalaya sampai Presiden RI Joko Widodo sebagai bentuk pengaduan.
Salah satu relawan dari Kamapala STIA Tasikmalaya yang tergabung dalam Fortas Tai, Syahril Asfari, menyebut kandungan mikroplastik di Sungai Ciwulan pada tahun 2023 semakin meningkat dibandingkan dengan tahun 2022.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ecoton pada 2022, ditemukan 54 partikel mikroplastik dalam setiap 100 liter air Sungai Ciwulan.
Jumlah itu kemudian meningkat di tahun 2023, dimana hasil penellitian terbaru menunjukan dalam 100 liter air yang diambil dari Sungai Ciwulan terdapat 79 partikel mikroplastik.
“Ini artinya dari hasil penelitian terbaru di tahun 2023 yang dilakukan Ecoton menunjukkan adanya peningkatan sekitar 25 paritkel mikroplastik,” ungkap Syahril saat ditemui di sekretariatnya, di Jalan Pemuda Kota Tasikmalaya, Minggu (10/9/2023) malam.
Menurut dia pemerintah harus hadir dan memberikan solusi terhadap permasalahan yang terjadi di Sungai Ciwulan.
Sebab, selain menyangkut kebersihan sungai, masalah ini juga menyangkut kesehatan penduduk yang sering beraktivitas di sepanjang aliran Sungai Ciwulan.
Baca Juga:Bayi Hasil Perselingkuhan Kini Dirawat Ibunya, JR Dilepaskan dan Kembali ke ‘Pangkuan’ Isteri SahnyaRp 25 Miliar untuk Menuntaskan Jalan Lingkar Utara, Akhir Tahun 2023 Ditargetkan Sudah Tersambung ke Karang Resik
“Kami melayangkan surat kepada Pj Wali Kota Tasikmalaya sampai ke Presiden,” tegasnya.
Relawan lainnya, Miranda Bunglon, mahasiswi Mapak Raya UPI Kampus Tasikmalaya bersama Moka dari Mapala STAINU Tasikmalaya, menyebut kandungan senyawa kimia berupa fosfat dan amonia di aliran Sungai Ciwulan wilayah Kecamatan Kawalu juga cukup tinggi. Yakni masing-masing 0,3 ppm dan 0,1 ppm.
Tingginya kandungan fosfat yang diduga berasal dari limbah rumah tangga itu, melebihi baku mutu air sungai yang diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, yaitu 0,2 ppm.