Di mana trotoar secara fungsi bukan untuk tempat berjualan. “Jadi itu upaya kita untuk mengembalikan ke fungsinya,” ungkapnya.
Disinggung soal penertiban yang hanya untuk sementara, dia menyanggahnya. Menurutnya hal itu tidak lebih sebatas simpang siur di masyarakat.
“Pada prinsipnya kita berupaya menjadikan ruang publik sebagaimana seharusnya,” tuturnya.
Soal masih ada PKL di Dadaha dan beberapa ruang publik lainnya termasuk pedestrian HZ Mustofa dan Cihideung, Budhi mengatakan upaya itu tentunya tidak bisa sekaligus.
Baca Juga:Tradisi Kawin Tangkap di Pulau Sumba Kembali Viral dan Jadi Kontroversi, Ini Penjelasannya!Cara Mengajukan KUR Buat UMKM Sampai Rp 250 Juta Bisa Langsung Cair Tanpa Ribet
Karena pihaknya pun harus menyesuaikan dengan kondisi personel yang serba terbatas. “Kita lakukan bertahap,” tuturnya.
Pj Wali Kota Tasikmalaya Dr Cheka Virgowansyah menegaskan gencarnya penataan lingkungan dan pengelolaan sampah bukan sekadar mengejar Piala Adipura.
Pemerintah Kota Tasikmalaya, kata dia, akan tetap konsisten sekalipun penghargaan itu gagal diraih.
Cheka menjelaskan upaya menata lingkungan dan pengelolaan sampah bukan hanya kerja pemerintah saja.
Saat ini menurutnya berbagai elemen ikut bergerak untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik.
“Setiap OPD bergerak, setiap individu juga bergerak, pedagang-pedagang pasar,” ucapnya.
Gerakan ini pun menurutnya tidak bersifat dadakan karena mengejar Adipura. Karena sejak awal berdinas di Kota Tasikmalaya, pihaknya konsen untuk membenahi lingkungan.
“Sejak 9 bulan yang lalu kita sudah melaksanakan kegiatan-kegiatan kebersihan,” tuturnya.
Dari mulai percepatan pengangkutan sampah dari TPS ke TPA, pengelolaan sampah organik dengan budidaya magot, penanganan TPS liar dengan gerakan Satgas Tasik Resik dan gerakan-gerakan lainnya.
Baca Juga:5 Manfaat Cuka Apel bagi Kesehatan, Mulai dari Turunkan Berat Badan Sampai Jaga Kesehatan JantungBantu Wujudkan Lingkungan Bersih dan Sehat, Pj Wali Kota Tasikmalaya Ucapkan Terimakasih pada TNI
Diakuinya bahwa gerakan yang dilakukan terus mengalami perubahan. Hal itu karena pihaknya menyesuaikan dengan situasi dan kondisi.
“Ketika 48 titik TPS liar hampir dinyatakan hilang tinggal 2 titik lagi, maka gerakannya kita ubah dengan tim cleansing,” ucapnya.