TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Setelah mengalami kenaikan di bulan Juli, retribusi parkir merosot lagi di bulan Agustus. Hal ini disinyalir efek dari adanya event-event di pusat kota.
Pemasukan retribusi parkir di bulan Juli lalu tercatat mencapai Rp 152 juta. Hal itu terjadi pasca adanya pakta integritas dari para juru parkir untuk memenuhi target setoran.
Sementara di bulan Juli nilainya merosot menjadi Rp 128 juta. Terhitung penurunan retribusi parkir di bulan Agustus kemarin mencapai Rp 24 Juta.
Baca Juga:Awas! 191 PJU Cadangan Jangan Jadi Alat Politik CalegBelum Sebulan Dilantik, Ketua Bawaslu Kota Tasikmalaya Meninggal Dunia
Kepala UPTD Parkir Dishub Kota Tasikmalaya Uen Haeruman mengatakan pihaknya sudah meminta penjelasan terkait penurunan itu. Diketahui, beberapa hari di bulan tersebut sebagaimana diketahui ada event dari pemerintah. “Kami juga mewajarkan karena memang ada acara sehingga juru parkir tidak memungut retribusi,” ucapnya kepada Radartasik.id.
Penurunannya pun, lanjut Uen, tidak sampai seperti bulan Juni atau sebelum pembuatan pakta integritas. Di mana bulan tersebut capaian retribusi parkir ada di angka 118 juta dalam satu bulan. “Jadi masih di atas bulan Juni,” imbuhnya.
Bahkan pihaknya sudah memprediksi di bulan Oktober nanti akan terjadi penurunan. Hal ini ketika TOF kembali dilaksanakan di jalan HZ Mustofa untuk karnaval. “Karena kalau ada acara, memang biasanya berefek ke parkir,” imbuhnya.
Kendati demikian Uen menegaskan bahwa pendapatan retribusi parkir tahun ini akan meningkat dibanding 2022 yang saat itu mencapai Rp 1 miliar saja. Pasalnya, sampai Agustus saja pemasukan sudah tembus Rp miliar efek dari upaya optimalisasi. “Meskipun masih berat mencapai target Rp 3,6 miliar, tapi untuk Rp 1,5 miliar sangat memungkinkan,” tuturnya.
Meskipun belum bisa mencapai target, pihaknya mengklaim Kota Tasikmalaya saat ini terbilang memiliki PAD dari parkir paling tinggi di Priangan Timur. Karena pada prinsipnya secara teknis optimalisasi retribusi parkir bukanlah hal mudah. “Secara realiasi capaian, kita bisa dibilang paling besar,” katanya.
Disinggung soal upaya lain untuk meningkatkan PAD parkir, Uen mengaku belum menemukan formula baru. Bahkan inovasi-inovasi yang pernah dilakukan di beberapa daerah hasilnya malah tidak sesuai harapan. “Dari mulai penggunaan Qris, parkir berlangganan secara hitung-hitungan malah menurun,” imbuhnya.(*)