TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Insititut Agama Islam Tasikmalaya atau IAI Tasikmalaya mengundang anggota Ombudsman Republik Indonesia, Hery Susanto, SPi, MSi, sebagai narasumber dalam kuliah umum bagi mahasiswa baru pada Rabu, 6 September 2023 di Hotel Grand Metro, Kota Tasikmalaya.
Hery diminta untuk menerangkan materi tentang pengawasan pelayanan publik yang diperankan Ombudsman. Dalam kesempatan itu, spesifik ia membahas tentang pengelola Sumber Daya Alam Migas yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
“Kuliah umum ini memberikan pencerahan pada seluruh civitas akademika, mahasiswa, dosen, itu kan akhirnya kita bisa membuat MoU juga dengan ombudsman untuk kerjasama pengawasan pelayanan publik. Karena kalau mau pelayanan publik yang baik, ya harus diawasi,” kata Hery.
Baca Juga:Cerita One Piece: Awal Perjalanan Monkey D. Luffy Menjadi Bajak Laut HandalBuntut Tiktoker Probolinggo Marahi Anak Magang, Medsos Anggota Bhayangkari Kini dalam Pengawasan
Lebih lanjut, pria lulusan magister lingkungan hidup itu juga menyinggung tentang pentingnya publik memahami kekuasaan pemerintah terhadap sumber daya alam migas.
“Apa yang terkandung di dalam perut bumi Priangan Timur terkait biothermal adalah potensi strategis nasional yang harus dijaga dan dikelola secara berkelanjutan.Tidak hanya untuk warga Priangan Timur tapi juga nasional,” terangnya.
200 mahasiswa baru yang hadir dalam acara tersebut, juga diingatkan Hery bahwa jenis energi terbarukan ada di Priangan Timur.
“Biothermal ada di Garut, Talaga Bodas. Satu potensi yang luar biasa dimiliki Priangan Timur,” ungkapnya.
“Konsep kepemilikan sumber daya alam terbarukan, merupakan kedaulatan dan kemandirian energi nasional yang bertumpu pada pasal 33 UUD 1945, bahwa hal tersebut dikuasai oleh negara (energi terbarukan) digunakan untuk hajat hidup orang banyak kemakmuran rakyat,” tutur Hery menambahkan.
Di sela penyampaian materi itu, ia juga menyinggung rencana Pertamina mengganti Pertalite menjadi Pertamax Green 92. Ia menaksir harga yang nanti diluncurkan akan lebih mahal dari BBM bersubsidi yang biasa dibeli oleh masyarakat itu.
“Negara udah gak sanggup lagi, Pertalite-nya dicampur dengan Etanol. Harganya tidak akan murah, di atas pertalite pastinya. Wacana diganti itu, memang untuk menekan polusi, sebab Pertalite dan Solar tidak ramah lingkungan,” jelasnya.