Kendati demikian, masih ada alternatif-alternatif lain yang bisa dilakukan untuk teknis pengangkutan. Salah satunya memanfaatkan water cannon dari Polres Tasikmalaya Kota. “Untuk yang dari Polres masih memungkinkan jika akses jalannya besar,” tuturnya.
Di tambah lagi, muncul gagasan memodifikasi mobil-mobil bak terbuka. Supaya bisa dimanfaatkan untuk distribusi bantuan air bersih. “Kendaraan terbuka yang memungkinkan mengangkut toren untuk drop air,” imbuhnya.
Dengan penetapan status siaga kekeringan tersebut, pihaknya bisa mengakses dana Biaya Tak terduga (BTT) untuk dimanfaatkan. Menurutnya dana yang tersedia masih cukup dan bisa dialokasikan lagi di APBD perubahan. “BTT harus tetap kita alokasikan Rp 1 miliar atau Rp 2 miliar untuk kondisi darurat sampai akhir tahun,” katanya.(*)