Guru di Kota Banjar Dapat Ancaman dari Siswa SMP, Ternyata Penyebabnya Gara-Gara Hal Ini

guru di Kota Banjar
Rikma Dewangga, guru di Kota Banjar yang mendapat ancaman dari siswa SMP belum lama ini.
0 Komentar

“Kami akan melakukan koordinasi dan komunikasi pihak-pihak terkait yaitu sekolah, guru termasuk siswa dan orang tuanya. Serta komite, pemerintahan desa setempat, Babinmas dan Babinsa. Dengan tujuan ada titik terang dan mencari solusi dari kasus tersebut,” kata Surdam.

Surdam berpesan kepada kepala sekolah dan guru di Kota Banjar serta orang tua untuk terus tingkatkan pengawasan kepada anak didik. Terutama dari pergaulan sehari-harinya.

“Terus tingkatkan pengawasan kepada anak didik terutama dari pergaulan sehari-harinya supaya terhindar dari kasus-kasus perundungan, kekerasan antar pelajar, geng motor yang nantinya akan berurusan dengan hukum. Manfaatkan waktu kepada hal-hal yang positif,” tuturnya.

Baca Juga:Polres Banjar Akan Tindak Tegas Segala Bentuk Perjudian, Judi Online Termasuk!Lora Maretha, Atlet Asal Kabupaten Pangandaran yang Sukses di Popnas 2023

Kasus Guru di Kota Banjar Diancam Berujung Damai, Siswa Diberi Pembinaan

Terpisah Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Banjar H Kaswad menuturkan penyesalan mendalam dengan peristiwa siswa ancam membunuh guru di Kota Banjar melalui voice note di aplikasi WhatsApp grup. Karena bagaimana pun itu tidak pantas siswa mengeluarkan kata-kata seperti itu kepada guru.

“Ini juga menjadi pelajaran buat semuanya baik Dinas Pendidikan dan pihak sekolah untuk meningkatkan lagi penguatan karakter anak-anak. Kita sudah punya program Semesta Sepuluh Menit Siswa Tahfidz Al Quran. Itu dalam rangka penguatan karakter anak,” kata H Kaswad.

H Kaswad menuturkan saat ini siswa telah diberikan pembinaan untuk tidak melakukan hal serupa di kemudian hari. Murid yang bersangkutan pun telah mengakui kesalahannya.

“Murid kita berikan pembinaan dan itu sudah selesai. Kemarin juga sudah islah. Murid juga sudah menyatakan khilaf tidak akan melakukan perbuatan serupa. Ini kita jadikan pelajaran untuk meningkatkan pendidikan, nilai-nilai budaya dan akhlak,” tuturnya.

H Kaswad menjelaskan, peristiwa itu terjadi ketika sudah bukan jam pelajaran dan masih mengenakan seragam sekolah anak sedang berada di pinggir jalan nongkrong bersama teman sebayanya.

0 Komentar