BANJAR, RADARTASIK.ID – Guru di Kota Banjar menerima ancaman pembunuhan dari seorang siswa SMP swasta di Kota Banjar. Ancaman itu tersebar luas di media sosial, baik di kalangan guru maupun pesereta didik lainnya.
Dalam rekaman berdurasi lima detik tersebut nada ancaman menggunakan bahasan Sunda. Guru di Kota Banjar yang mendapatkan ancaman tersebut yakni Rikma Dewangga.
Dia mengetahui adanya ancaman itu ketika memeriksa handphone salah seorang siswa. Rekaman itu terdapat di grup siswa gabungan dari beberapa sekolah.
Baca Juga:Polres Banjar Akan Tindak Tegas Segala Bentuk Perjudian, Judi Online Termasuk!Lora Maretha, Atlet Asal Kabupaten Pangandaran yang Sukses di Popnas 2023
“Meskipun itu oleh anak-anak, tapi saya khawatir menimpa anak dan istri saya juga. Apalagi belakangan ini marak geng motor,” kata Rikma Dewangga, Senin 4 September 2023.
Setelah melakukan penelusuran, Rikma Dewangga menjelaskan, ternyata yang mengancamnya merupakan pelajar. Bahkan pelaku masih duduk di bangku kelas 3 SMP swasta di Kota Banjar.
Ancaman itu muncul setelah ia menegur beberapa orang siswa SMP Negeri 8 Kota Banjar yang sedang bermain di Kawasan Simpang Empat Djarum, Kota Banjar, pada Sabtu pekan lalu.
“Ternyata siswa tersebut sedang bermain juga dengan siswa SMP dari sekolah lain. Kemudian saya memberi informasi supaya wali kelas memeriksa siswa yang belum pulang ke rumah,” jelasnya.
Sementara itu, pihak SMP Negeri 8 Kota Banjar sudah memanggil yang bersangkutan didampingi guru dan orang tuanya untuk klarifikasi terkait pengancaman tersebut.
Berdasarkan hasil musyawarah, kedua belah pihak sepakat untuk berdamai dan tidak memperpanjang masalah tersebut. “Kami sepakat untuk berdamai dan berharap tidak terulang lagi peristiwa seperti ini,” katanya.
Prihatin dengan Kasus Siswa Ancam Guru di Kota Banjar
Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Banjar Surdam menyampaikan, adanya siswa mengancam guru di Kota Banjar merupakan sebuah keprihatinan dunia pendidikan, khususnya insan guru yang seharusnya digugu dan ditiru. Ini juga akan mengganggu kenyamanan guru dalam melaksanajan KBM di sekolah.