Lalu, tentang kabisa. Siswa SMAN 1 Tasikmalaya harus menabung ketika nantinya bisa melanjutkan ke perguruan tinggi bisa bertahan hidup dan mandiri. Maka untuk bisa masuk perguruan tinggi rutin ada try out setiap bulan, dengan program one student one book, khusus bagi yang ingin testing Ujian Tertulis Berbasis Komputer (UTBK) atau kedinasan.
Lebih lanjut, menjalankan program satu siswa ada satu prestasi. Karena masuk perguruan tinggi harus memiliki prestasi. Sehingga SMAN 1 mampu menggaransi siswa memiliki prestasi dengan membuat tim Saber Prestasi. “Agar berusaha setiap minggu ada prestasi yang didapatkan oleh siswa,” ujarnya.
Lalu kebiasaan berkomunikasi bahasa asing seperti Inggris, Jepang, Jerman, dan lain-lainnya. Tujuan memastikan siswa ke depan punya bahasa asing, karena jendela dunia adalah lewat kemampuan dengan bahasa asing.
Baca Juga:MAN Cipasung Promosikan Budaya Sunda, Wakili Indonesia di Konferensi InternasionalSiswa dan Guru MAN Cipasung Ikuti Exchange ke Thailand
“Dengan kebiasaan bahasa Asing itu, Oktober ini dikirim ke Malaysia untuk kolaborasi pelajar. Menyusul juga ada siswa berangkat ke Amerika untuk pertukaran pelajar,” katanya.
Tidak hanya itu, di SMAN 1 Tasikmalaya membuat komunitas abdi negara Satas (Kans). Itu dipersiapkan bagi siswa yang ingin masuk ke IPDN, TNI-Polri dengan budaya olahraga, agar kuat fisiknya.
Tidak kalah hebatnya lagi, kelas X-XI-XII, untuk kabisa-nya terdapat proyek teknologi dalam tiga tahun sekali. Pada tahun ini penguasaan teknologi rekayasa untuk segala bidang.
“Budaya berkarya dengan menggunakan teknologi melalui gadget, terus didorong oleh SMAN 1 Tasikmalaya. Nantinya pun ada laporan dari siswa dalam bentuk karya soft file dan cetak, wajib membuat video 2 menit, serta melaporkan ke orang tuanya,” ujarnya
Selanjutnya, minggu akhir Oktober atau awal November ini mereka akan dimasukkan kegiatan kewirausahaan, dengan digital marketing. Target suksesnya itu, memberikan uang kepada orang tuanya.
“Bukan untuk menjadi pedagang, tetapi agar siswa semangat berwirausaha dan menguasai gadget,” katanya.
Dengan semua itu, ketika siswa bisa saleh dan guru mendukung siswa siap hidup berkuliah, bonusnya perguruan tinggi. Oleh karenanya, dalam momentum program katarima ini, sekolah berusaha melakukan keliling ke perguruan tinggi seperti; UPI, IPB, Unpad, UI, Unsil, Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya, dengan didatangi.