Dalam presentasi tersebut dijelaskan mengenai total keanekaragaman hayati tumbuhan yang ada di MAN Cipasung, lalu upaya penanaman dan pemeliharaan tumbuhan agar tetap lestari serta pemanfaatan terhadap tumbuhan yang ada di MAN Cipasung. Saat melakukan presentasi, tim MAN Cipasung juga menunjukkan produk dari hasil pemanfaatan pelestarian keanekaragaman hayati tumbuhan dalam bentuk gantungan kunci yang terbuat dari resin tumbuhan serta batik ecoprint.
Presentasi yang dibawa oleh tim MAN Cipasung mendapatkan apresiasi dari juri yang berasal dari Shizuoka University yaitu Dr Darius Greenidge yang menganggap produk pemanfaatan yang dibawa oleh MAN Cipasung cukup unik.
Agenda berikutnya setelah presentasi adalah workshop tentang biodiversity, dimana dalam agenda ini seluruh siswa dari berbagai sekolah yang berpartisipasi dibuat kelompok kecil secara acak untuk merumuskan inovasi yang akan mereka kembangkan untuk melestarikan biodiversity berbasis industri.
Baca Juga:Siswa dan Guru MAN Cipasung Ikuti Exchange ke ThailandUnsil Optimalkan Peran Santriyah dalam Menekan Kasus Stunting
Saat partisipan siswa mengikuti workshop tentang biodiversity, para guru yang berasal dari berbagai negara diarahkan untuk mengikuti pembelajaran budaya dan sejarah Jepang di ruang kelas. Setelah pembelajaran di kelas, guru yang berpartisipasi dalam kegiatan ini diajak untuk mengunjungi Kunozan Toshogu Shrine di Nihondaira.
Tempat tersebut merupakan kuil peribadatan agama Shinto. Selain kuil, di tempat tersebut juga terdapat museum yang berisi tentang peninggalan Shogun Tokugawa seperti baju perang, persenjataan yang digunakan dalam peperangan serta naskah-naskah kuno Jepang.
Agenda akhir dari konferensi ini adalah pertukaran budaya, dimana masing-masing sekolah menampilkan pertunjukan budaya yang merepresentasikan negara mereka di depan siswa dan guru Shizuoka Seiko Academy. Tim MAN Cipasung menampilkan tarian tradisional Sunda dengan diiringi oleh musik Sunda yang berjudul “sampurasun”. Setelah melakukan pertunjukan budaya, tim MAN Cipasung diarahkan ke ruang kelas untuk mempresentasikan kembali tentang budaya yang ada di Indonesia (khususnya budaya Sunda).
Saat di ruang kelas tim MAN Cipasung mempresentasikan kepada siswa kelas 10 Shizuoka Academy tentang budaya yang ada di tanah Sunda baik berupa alat musik tradisional, pakaian dan juga makanan tradisional seperti wayang golek, iket Sunda, batik, angklung, kendhang, kalimba, dodol dan endog lewo. Kegiatan ini tentu dapat menjadi wadah untuk mempromosikan budaya yang ada di tanah Sunda ke kancah internasional. (rls)