Melalui penyelenggaran rangkaian kegiatan road to fesyar diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi dan keuangan di Priangan Timur yang berkelanjutan dan inklusif melalui pengenalan dan penguatan halal lifestyle di masyarakat.
Menurutnya, Road To Fesyar 2023 terdiri dari talkshow dan edukasi ekonomi, dan keuangan syariah, business coaching, selebrasi business matching pembiayaan syariah dan pendampingan sertifikasi halal, fashion show, kick off pilot project.
Kemudian desa berdikari dalam rangka penguatan halal value chain sektor pertanian dan mendukung ketahanan pangan, pameran produk dan jasa halal, tabligh akbar serta perlombaan (lomba konten eksyar, lomba dakwah islami dan lomba video tari kesenian daerah islami).
Baca Juga:Mahasiswa Uncip Tasikmalaya Bantu Kembangkan Potensi Desa WisataPramuka Gembira SMK Negeri Rajapolah Tasikmalaya Ajak Siswa Peduli Lingkungan
Dia menambahkan, data dari Global Islamic Economy Report (GIER) menunjukkan bahwa prospek ekonomi islam global akan sangat berkembang pada tahun 2024 seiring dengan tren halal lifestyle yang diterapkan oleh masyarakat di berbagai negara di dunia.
Maka dari itu, melalui program pengembangan Ekonomi Syariah oleh Bank Indonesia yang mengacu pada 3 pilar yaitu pemberdayaan ekonomi syariah, pendalaman pasar keuangan syariah dan ketiga penguatan riset asesmen dan edukasi.
“Diharapkan mampu memperkuat posisi Indonesia khususnya di Priangan Timur dalam pengembangan ekonomi syariah yang inklusif dan berkelanjutan. Kegiatan ini juga disinergikan dengan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) khususnya pada topik halal value chain sektor pertanian,” ungkap dia.
Dampaknya pengembangan ekonomi dan keuangan syariah diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi di daerah sekaligus menjaga stabilitas harga (inflasi).
Berbagai program pengembangan ekonomi syariah telah dilaksanakan oleh Bank Indonesia Tasikmalaya. Sampai dengan triwulan III 2023, telah dilakukan pengembangan kemandirian ekonomi pesantren di 33 Pesantren seperti pengembangan sektor pertanian terpadu berbasis teknologi digital.
“Telah dilakukan pula pendampingan berbasis masyarakat desa yaitu pilot project desa berdikari (berdaya, mandiri, kreatif, religi dan Inspiratif) yang saat ini telah berjalan di Desa Tanjungpura Kab Tasikmalaya dan akan direplikasi di Kota Banjar pada tahun ini,” paparnya.
Pada aspek pengembangan kapasitas dan kapabilitas pelaku usaha syariah, telah dilakukan pendampingan sertifikasi halal kepada 103 UMKM se-Priangan Timur dan program pendampingan kurasi Industri Kreatif Syariah Indonesia (IKRA) kepada pelaku usaha syariah yang mampu meloloskan 20 pelaku usaha syariah menjadi anggota IKRA.