Maka dari itu, pengelola sepakat lebih membutuhkan suplai pipa air ketimbang uang untuk membiayai proses filterisasi air.
“Dulu ada dinas yang nawarkan pembangunan untuk sumur bor, tapi kan ini bukan sumur bor. Justru yang dibutuhkan adalah pipa air,” ujar Pupung.
Sembari mengingat kembali, Pupung dan warga Singkup lainnya itu menerangkan masa-masa saat harus berpergian jauh jika ingin mendapatkan air.
Baca Juga:Bikin Hemat! Beli Bensin Pakai MyPertamina OVO, Bisa Dapat Cashback Sampai Rp 50.000 OVO PointsPencegahan Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak Harus Dimulai dari Keluarga
“Dulu tidak punya yang seperti ini, sumur bor gak ada, kalau kekeringan itu benar saja, seminggu juga enggak mandi. Kalau mau mandi ke (sungai) Cikalang,” tandasnya.
Saat ini, metode pengelolaan hingga jual beli air dikatakan pengelola sudah dipahami warga.
Sehingga, mereka hanya mengharapkan apresiasi atau bahkan penghargaan bagi warga yang peduli dengan urusan khalayak itu. (mg3)