TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tasikmalaya berencana melakukan produksi cairan Eco Enzyme sendiri melalui kegiatan dinas. Hal itu untuk menjaga konsistensi penyemprotan cairan tersebut ke TPA dan ruang terbuka hijau.
Setelah di TPA Ciangir, DLH Kota Tasikmalaya masih melakukan upaya penyemprotan Eco Enzyme di ruang terbuka hijau seperti Taman Dadaha, Alun-alun dan Taman Kota, Rabu (30/8/2023). Pelaksanaannya penyemprotan memberdayakan petugas dan mobil pemadam kebakaran dari BPBD Kota Tasikmalaya.
Kepala DLH Kota Tasikmalaya H Deni Diyana mengungkapkan komitmennya bahwa penyemprotan Eco Enzyme ini akan dilakukan secara rutin. Bukan hanya karena ada penilaian kondisi lingkungan untuk Adipura saja. “Rencana saya sebulan sekali,” ujarnya kepada Radartasik.id.
Baca Juga:Kok Bisa? Pemuda Ditangkap Polisi Gara-Gara Jual Sepeda Motor Secara Online di FacebookPenghargaan Adipura Bukan Untuk Juara Sandiwara
Hal yang masih menjadi kendala saat ini adalah ketersediaan cairan Eco Enzyme. Sementara saat ini pihaknya mengandalkan hasil produksi dari komunitas yang jumlahnya terbatas. “Belum mencukupi untuk penyemprotan rutin,” tuturnya.
Namun ke depannya DLH akan memasukan produksi cairan Eco Enzyme ini menjadi proyek baru dalam kerja dinas. Supaya ketersediaannya bisa lebih konsisten untuk penyemprotan rutin. “Nanti kita akan masukan itu dalam kegiatan (dinas),” terangnya.
Diperkirakan, kebutuhan untuk penyemprotan ruang terbuka hijau saja sedikitnya 10.000 liter eco Enzyme campuran. Artinya, DLH harus bisa memproduksi 1.000 liter Eco Enzyme murni dalam sebulan. “Karena komposisinya 1 liter Eco Enzyme murni itu bisa untuk 1.000 liter air buat campuran,” terangnya.
Ke depannya H Deni berharap masyarakat bisa produksi cairan Eco Enzyme juga, baik untuk penggunaan pribadi atau pun umum. Karena dengan begitu warga juga berkontribusi dalam pengelolaan dan pengurangan sampah. “Karena pembuatan Eco Enzyme ini juga salah satu upaya penanganan sampah organik,” katanya.
Sebelumnya, Lungna Jaya yang akrab disapa Ko Awun dari komunitas Eco Enzyme mengatakan bahwa pada produksi Eco Enzyme ini akan berat jika dilakukan oleh sendiri. Maka dari itu perlu gerakan bersama oleh setiap masyarakat dan secara tidak langsung mengurangi jumlah sampah dari hulu.