“Kita butuh pertumbuhan pikiran. Mereka para calon harus diuji di panggung akademis, dan ruang pendidikan seperti kampus cocok untuk menilai sejauh mana mereka memetakan arah kemajuan, kesejahteraan, dan keadilan hukum di Republik ini,” kata Akmal memaparkan.
Baliho, Sampah Visual Jalanan
Banyaknya baliho di muka jalan, juga menjadi sorotan para Presiden Mahasiswa di Tasikmalaya ini. Akmal juga menuturkan, wajah para calon pemimpin itu belum waktunya untuk dipajang di hadapan publik.
“Saya sangat riskan dengan banyaknya baliho yang belum waktunya, tapi sudah melampui penyelenggara. Jelas ini ada kesalahan dan ketidaktegasan dari Bawaslu,” ujarnya.
Baca Juga:Dua Kader Gerindra Dilantik Sebagai Pengganti Antarwaktu Heri Rafni di DPRD Kabupaten CiamisWilayah Terkena Dampak Kekeringan di Ciamis Meluas Jadi Tiga Kecamatan
Apalagi, ada baliho yang kedapatan menutup akses publik, seperti trotoar. Bagi Presma STISIP hal itu telah melanggar hak publik.
“Apalagi dengan baliho yang menutupi akses kendaraan dan pejalan kaki di bahu jalan, seharusnya diblacklist mereka para calon dari parpol tersebut yang memasang foto dirinya tanpa mengindahkan letak yang seharusnya, karna calonnya tidak cakap untuk mengerti hak-hak publik,” pungkasnya. (mg3)