TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Dua mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Arab Universitas Islam KH Ruhiat Cipasung atau Unik Kabupaten Tasikmalaya berhasil mengikuti International Arabic Language Teaching (Ithla) Abroad Batch 5 tahun 2023 di tiga negara Asean yakni Malaysia, Singapura, dan Thailand. Mereka nantinya berperan aktif dalam pelaksanaan pelatihan, pembelajaran dan pengembangan bahasa Arab di internasional.
Kaprodi Pendidikan Bahasa Arab (PBA) Unik Tasikamalaya Asep Majidi Tamam MA mengatakan, Persatuan Mahasiswa Bahasa Arab Se- Indonesia mengadakan program guru bahasa Arab Internasional atau ITHLA Abroad sebagai wujud nyata dalam upaya menjadikan bahasa Arab sebagai salah satu elemen kemajuan negara dengan melakukan kerja sama bilateral, yang pada tahun ini dilaksanakan 3 negara yakni Malaysia, Thailand dan Singapura. Kebetulan dua mahasiswa dari Unik Cipasung Tasikmalaya mengikuti seleksi dan berhasil masuk 30 mahasiswa yang terseleksi dari seluruh kampus UIN, IAIN, STAIN, dan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam swasta di Indonesia.
“ITHLA Abroad merupakan kegiatan pendelegasian mahasiswa dari seluruh Indonesia yang sudah diseleksi kemudian dikirim keluar negeri untuk mengabdi dan mengajarkan keterampilan bahasa Arab. Kebetulan kedua mahasiswa Unik Tasikmalaya itu adalah Isfi Lutfia Fadila dan Andre Iswan Mauna yang mengikuti dan lolos ITHLA Abroad, sehingga mereka bisa belajar dan mengajar bahasa Arab di 3 negara,” katanya kepada Radar, Rabu (30/8/2023).
Baca Juga:Membanggakan! Siswa SMAN 6 Tasikmalaya Jadi Duta Maritim IndonesiaPerbaiki Rapor Pendidikan di Kota Tasikmalaya dengan Metode Gasing
Mahasiswa Unik Tasikmalaya yang lolos ITHLA Abroad yakni Isfi adalah putri dari Pimpinan Pesantren Al-Munawwar Al-Jarnauziyah Pasir Bokor Mangkubumi Kota Tasikmalaya. Sementara Andre merupakan warga Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya yang menjadi santri di Pesantren Sukahideng Kabupaten Tasikmalaya.
“Mereka nantinya diawali dengan pelatihan di Pusdiklat Kemenag Jakarta 1 dan 2 September, baru berangkat ke Singapura,”ujarnya.
“Sampainya di Singapura, mereka datang ke lembaga pelayanan bagi mualaf satu-satunya di Singapura. Di tempat tersebut rencananya untuk belajar dan dilatih tentang penyebaran islam dan dakwah di negara yang muslimnya adalah minoritas dan dengan peraturan negara yang begitu ketat,” tambahnya.