Selanjutnya pendidikan politik juga mesti dilakukan oleh partai politik. Sebab kewajiban partai politik melekat, seperti; pendidikan politik, rekrutmen politik, dan sosialisasi politik.
“Tidak hanya penyelenggara saja, tetapi peserta pemilu pun melakukan pendidikan politik kepada pemilih pemula,” ujarnya yang juga sebagai Dosen Fisip Unsil Tasikmalaya terkait Gen Z di Tasikmalaya.
Artinya pendidikan politik dari partai politik, bukan untuk kampanye. Melainkan bagaimana memberikan pemahaman kepada pemilih pemula, betapa pentingnya dalam memberikan suara pada hari pencoblosan untuk mencari pemimpin ideal, baik legislatif dan eksekutif.
Baca Juga:Suara Generasi Z Mendominasi, Pekerjaan Ekstra KPU di Tasikmalaya untuk Menarik Minat dan Partisipasi Pemilih MudaDesa Taraju Kabupaten Tasikmalaya Raih Penghargaan Nasional, Jadi Desa Wisata Digital dan Kreatif
“Catatan pentingnya persentase pemilih pemula ini cukup besar dari daftar pemilih tetap. Oleh karenanya, perlu gunakan kesempatan selama enam bulan ini untuk mengebut para pemilih pemula berminat dalam mencoblos pada Pemilu serentak 2024 ini,” katanya sebagai demisioner Bawaslu Kota Tasikmalaya.
Ketika tidak bisa merangkul pemilih pemula tersebut, bisa menjadi batu ganjalan untuk berpartisipasi dalam proses pencoblosan adalah belum tertariknya pada Pileg 2024. Namun berbeda dengan ketertarikan memilih eksekutif seperti pilkada dan pilpres cukup tinggi.
“Memang paling ketertarikan tertinggi adalah pilpres, kemudian pilkada. Karena menentukan sosok pemimpin dalam eksekutif cukup tinggi. Dibandingkan pemilihan legislatif atau dewan lebih sedikit,” katanya.
Di sini lah peran caleg atau partai politik untuk menyakinkan, mengakomodir, dan menarik massa pemilih pemula bisa berkontribusi dalam pileg. Cara dengan kata kuncinya pendidikan politik.
Penulis: PPL UNIK Cipasung
Muhamad Rizki Aliansah
Muhamad Wildan Muholadun