TASIKMALAYA. RADARTASIK.ID – Desa Taraju Kecamatan Taraju Kabupaten Tasikmalaya dinobatkan sebagai juara 1 dalam kategori digital dan kreatif pada ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023 dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Kepala Desa Taraju Andriana mengatakan, kalau persiapan Desa Taraju itu dulunya merupakan Desa Wisata rintisan tahun 2021 yang lalu. Selanjutnya tahun 2022 berkembang. Dari 92 desa berkembang, 5 desa di antaranya Taraju masuk peringkat 1 di Kabupaten Tasikmalaya.
“Di provinsi lewat ajang Dewi Jawara waktu itu juga peringkat 1. Tahun 2022 ikut juga ADWI masuk 100 besar. Dari pengalaman itu mana yang mungkin kurang, diperbaiki dan mana yang lebih ditonjolkan. Sebelumnya dijadikan pengalaman, tahun ini alhamdulillah dibobatkan jadi juara pertama,” ujarnya kepada Radar, Selasa (29/8/2023).
Baca Juga:Sinergi Peduli Kesehatan Reproduksi Remaja, Ini yang Dilakukan PD Aisyiyah Kabupaten TasikmalayaKomisi I DPRD Kabupaten Tasikmalaya: Pilihan Bupati Harus Matang, Kepala Dinas Terpilih Dinanti Pekerjaan Rumah
Andriana mengaku tidak menyangka dalam jangka waktu selama dua tahun merintis, semua elemen masyarakat bagaimana sadar apa itu desa wisata. Bersyukur atas sinergitas perangkat desa, karang taruna, pokdarwis dan semua elemen tokoh masyarakat.
Kata dia, sebelumnya mengirimkan video konten kreatif berupa kegiatan di Desa Wisata Taraju. Durasi waktunya di bawah 15 menit. Kalau ada kunjungan di video, begitupun ketika ada kegiatan lainnya juga.
Kebanyakan ketika ada yang berkunjung dibuatkan video, ada pagelaran budaya juga divideo. Di Desa Wisata Taraju juga termasuk wisata alam. Perkebunan teh, Hutan Pinus Kaca Piring biasa dijadikan camping. Sebetulnya baru merintis, namun berjalannya waktu ini sedang pembenahan terus dari semua.
Kata dia, ada empat dusun terdapat pesawahan, permainan air di sungai untuk anak-anak. Jadi semua beda potensi dan beda seni budaya yang ditonjolkan. Di Desa Wisata Taraju tersedia paket, bagaimana pesanan pengunjung. Sehingga tidak selamanya disuguhi oleh berbagai pagelaran, namun disesuaikan dengan paket yang telah disediakan.
“Di sini terdapat pagelaran seni degung, kacapi suling, dogdog, angklung dan juga ada kuda lumping. Seni budaya terus digali, dan kesrifan lokal juga, potensi tiap dusun dibedakan. Terus diinovasi, memang belum 100 persen maksimal, terus berbenah dan berproses,” ucapnya.