CIAMIS, RADARTASIK.ID – Prediksi kemarau berkepanjangan membuat petani di Desa Cijulang Kecamatan Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis semakin khawatir.
Pasalnya mereka yang sebagian besar mengandalkan lahan pertanian sebagai pendapatan, sangat bergantung pada ketersediaan air. Sementara saat ini air sudah surut.
Kepala Desa Cijulang Kecamatan Cihaurbeuti Endang Hidayat ST memaparkan di wilayahnya saat ini hanya tinggal dua dusun saja yang memiliki sumber air yaitu Dusun Desa dengan mengandalkan aliran Sungai Cinangka dan Cikole Wetan yang mengandalkan aliran air Saluran Depok.
Baca Juga:Atlet Sepatu Roda Kabupaten Ciamis Butuh Trek Khusus untuk Berlatih33 Proposal Ide Bersaing di Kompetisi Inovasi Daerah Kota Tasikmalaya 2023
Dengan hanya tersisa dua sumber air, dari sekitar 120 hektar lahan pertanian yang ada hanya hanya tersisa 30 hektare saja yang masih bisa ditanam, itu pun dengan kondisi air yang sedikit.
“Bahkan 30 hektar sawah itu airnya mulai kecil dan petani sibuk tiap hari bergilir air nungguin siang malam sampai subuh,” ujarnya kepada Radar, Senin (28/8/2023).
Melihat kondisi saat ini, dimana kemarau kemungkinan masih akan terjadi dalam waktu lama tau kemarau panjang, ia semakin khawatir.
Kemungkinan pertanian warga bisa mengalami gagal panen pada semester ini. Itu disebabkan minimnya pasokan air untuk memelihara tanaman atau mengairi sawah.
Itu juga berarti akan banyak petani yang menganggur, sebab mereka juga tak mungkin beralih ke tanaman palawija ketika sumber air untuk menyiramnya tidak ada.
Sebenarnya warga bisa saja mengambil air dari tempat lain untuk tanaman naum jarak yang jauh malah akan membuat mahal di ongkos.
“Tidak sedikit petani yang istilahnya utang dulu untuk kehidupan sehari-harinya, makanya petani dilema saat musim kemarau,” tuturnya.
Baca Juga:Mahasiswi Unsil Ini Berhasil Boyong Medali Emas Pada Kejuaraan Renang Antar Kampus di YogyakartaIndahnya Kuala Kencana, Kota ‘Tanpa Kabel’ Pertama dan Satu-Satunya di Indonesia
Persoalan lain yang muncul akibat kemarau, kata dia, adalah penjualan pupuk lesu.
Hal ini dikarenakan banyak petani yang tidak bisa menanam akibat tak ada sumber air untuk membasahi sawah-sawah mereka.