Baginya, warga Singkup ini patut mendapatkan perhatian dan apresiasi dari pemerintah. Sebab, Keuntungan dari jual beli hasil sanitasi air ini pun diberikan untuk program peduli sosial, seperti pada yatim piatu dan panti jompo.
“Pemerintah harusnya berikan apresiasi ke hal yang seperti ini, tapi sampai sekarang ya, karena mungkin kami tidak mengajukan, apalagi dari pemerintah setempat dari mulai kelurahan, kecamatan, itu seakan-akan berdiam diri,” ujarnya.
“Jika pemerintah peduli, harusnya berikan penghargaan ke pihak pengelola sanitasi air bersih. Ini air itu ngambil dari sumber sisa pembuangan margabakti, kadieu teras diolah,” sambung Ace sambil menunjuk penampungan air.
Baca Juga:Damkar Kota Tasikmalaya Impikan Markas Seperti di Film HollywoodKemarau Panjang, Air Sungai Ciwulan Mulai Surut, Mancing Lebih ke Tengah
Sebelumnya, warga Singkup ini pernah menerima bantuan untuk membuat sumur artesis namun akhirnya tidak dimanfaatkan dengan maksimal lantaran biaya yang dikeluarkan untuk BBM dengan air yang dihasilkan tidak sebanding.
“Dulu, dikasih sumur artesis pengeboran dari Dinas Pertambangan dan Energi, tetapi pada akhirnya kamuflase. Tidak ada realisasi, tidak sesuai penghasilan air dengan BBM yang dikeluarkan. Pengelolaannya akhirnya terbengkalai,” terangnya.
Selain digunakan untuk urusan domestik, air dari hasil sanitasi ini juga dikucurkan untuk aktivitas pertanian dan peternakan, seperti kelola ikan dalam bak terpal buatan mereka. (mg3)